You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Sikap Apatis Menjadi Penanda Pengerutan

Sikap Apatis Menjadi Penanda Pengerutan

aeb8f10a88bd70cc2f45af7c6613ee84_artworks-000056639978-a91myq-cropApatis (kurang antusias dan kurang energi) dapat dialami semua umur, bahkan pada orangtua sekalipun. Tidak bersemangat atau termotivasi melakukan apapun merupakan ciri seseorang yang apatis. Menurut para ahli, dengan hadirnya apatis ini dapat menjadi penanda adanya penyusutan otak.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, dan didanai oleh National Institutes of Health, National Institute of Aging, menemukan bahwa orang yang apatis pada mereka yang berusia lebih tua (tetapi tidak mengalami depresi), kemungkinan menderita volume otak lebih kecil daripada mereka yang tidak apatis. Para peneliti memantau lebih dari 4.300 orang Belanda dengan usia rata-rata 76 tahun (yang tidak memiliki demensia). Semua menjalani scan otak MRI kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur gejala apatis mereka, seperti kurangnya minat dalam beberapa hal, bosan dengan kegiatan yang pernah dinikmati dan kekurangan energi. Para ilmuwan di University Medical Center Utrecht di Belanda menemukan bahwa orang dengan dua atau lebih gejala-gejala tersebut memiliki materi abu-abu 1,4% lebih kecil dan 1,6% lebih sedikit materi putih di otak mereka dibandingkan dengan mereka yang menunjukkan sedikit atau tidak apatis. Materi abu-abu tempat di mana memori dan pembelajaran disimpan dalam otak, sedangkan materi putih bagian dari otak yang mengontrol sistem komunikasinya.

artworks-000043884095-42jkoa-cropMenurut penulis studi J. Lenore Launer dari National Institute on Aging dan anggota American Academy of Neurology mengatakan bahwa apatis merupakan perubahan yang mendasar sama seperti tanda-tanda kehilangan memori mungkin sinyal perubahan otak yang terkait dengan penyakit otak. Gejala apatis umum terjadi pada orangtua tanpa demensia. Dan faktanya, bahwa responden yang memiliki sikap apatis tanpa depresi mengalihkan perhatian kita, bagaimana apatis dapat mengindikasikan penyakit otak.

Menurut Dr Marc Dalton dari Dalton Psychiatry di Washington apatis memang sering terjadi pada pasien tua, bahkan ada kecenderungan kepada apatis yang parah. Hal ini sebaiknya ditelusuri lagi, apakah memang mereka benar apatis atau hanya kelelahan? Masih perlu ada penelitian tambahan, hal ini dapat menambah wawasan bagaimana perkembangan otak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.

Sumber : thechart

(ast/bt)

 

Baca juga :

Alkohol dan Otak Kita

Tingginya Kadar Gula Pada Diabetes Dapat Merusak Saraf Pada Mata

Tempat Tidur Kotor Memicu Alergi

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top