Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Risiko Diabetes
Polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom polikista terjadi karena kondisi hormon endokrin yang tidak seimbang. PCOS biasanya didasarkan gejala fisik misalnya pertumbuhan rambut berlebih pada tempat tidak umum yaitu dagu (janggut) dan kumis, jerawat berlebihan, berat badan naik terus, menstruasi tidak teratur dan penurunan kesuburan. Resiko kesehatan jangka panjang juga dapat terjadi pada wanita penderita PCOS secara tidak langsung, yaitu sekitar 40% menderita diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Lalu.. apa sih hubungan antara PCOS dengan diabetes tipe 2?
Menurut Libby Downling dari Diabetes UK, 10-20% wanita dengan PCOS akan mengalami resistensi insulin yang akhirnya mengarah pada diabetes tipe 2. Menurut Stephen Franks dari Endoktrinologi Reproduksi di Imperial College, penderita PCOS mudah mengalami kenaikan berat badan dan lebih sensitif terhadap resistensi insulin dibanding wanita obes tapi tanpa PCOS.
Resiko menderita diabetes tipe 2 pada wanita PCOS yang obesitas resiko 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan yang kurus terkena PCOS. Tapi, rata-rata wanita PCOS berpotensi mengembangkan 40% diabetes tipe 2, bahkan wanita asia resikonya meningkat menjadi 50%.
Untuk mencegah wanita PCOS menderita diabetes tipe 2, perlu juga dilihat riwayat penyakit dalam anggota keluarga. Jika ada anggota keluarga yang kena diabetes, sudah pasti resikonya akan lebih tinggi lagi. Jadi, ketika wanita PCOS kelebihan berat badan, sebuah keharusan baginya menurunkan/menstabilkan berat badan.
Untuk wanita PCOS dengan diabetes tipe 2, perawatannya sama dengan tanpa PCOS. Hanya ditambahkan perubahan pola makan dan obat untuk memperbaiki kadar gula darah. Tidak lupa juga, aktif secara fisik.
Sumber : patient.info
(ast/bt)