You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Stress Dan Obsesitas Yang Saling Berkaitan…

Stress Dan Obsesitas Yang Saling Berkaitan…

 

fdc963833-199x300Selama bertahun-tahun, banyak orang menduga bahwa stress dan obesitas mempunyai hubungan yang berkaitan terlebih baru-baru ini penelitian ilmiah telah menemukan bukti yang mendukung pernyataan tersebut. Reaksi spesifik biokimia, muncul untuk membantu menjelaskan hubungan antara keduanya. Aspek yang paling berbahaya dari hubungan antara stress dan obesitas adalah faktor emosional. Bonnie Taub-Dix, RD, dari New York City, seorang ahli penurunan berat badan dan juru bicara American Dietetic Association mengatakan“Sebagian orang yang dalam kondisi stress cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak tepat.”

Coba perhatikan ketika Anda sedang mengalami stress, apakah cenderung menginginkan makanan tinggi lemak atau gula ? Ternyata para peneliti telah menemukan kemungkinan adanya hormon tertentu yang memainkan peran dalam proses ini, yaitu :

  1. Serotonin. Serotonin adalah hormon yang dapat membuat diri merasa lebih baik. Maka tidak mengherankan, jika orang dalam keadaan stress cenderung memilih makanan manis, seperti muffin, kue-kue, donat, dan cake lainnya. Menurut Taub-Dix meningkatnya serotonin dalam tubuh dapat disebabkan karena tingginya asupan karbohidrat.ptg02371500-200x300

  2. Kortisol. Para peneliti juga menemukan bahwa stress kronis menyebabkan tubuh melepaskan kelebihan kortisol, hormon penting yang dibutuhkan untuk mengelola penyimpanan lemak dan penggunaan energi. Kortisol diketahui dapat meningkatkan nafsu makan dan dapat mendorong hasrat untuk mengkonsumsi makanan manis atau berlemak.

  3. Neuropeptida Y. Studi terakhir menunjukkan bahwa dalam kondisi stress, tubuh akan memproses makanan secara berbeda. Para peneliti beranggapan bahwa asupan makanan tinggi lemak dan gula akan mendorong pelepasan Neuropeptida Y (yang dilepaskan oleh sel-sel syaraf selama stress) sehingga pada akhirnya akan terjadi akumulasi lemak berlebih. Hal ini ditemukan berdasarkan percobaan yang dilakukan pada tikus laboratorium yang ditempatkan dalam kondisi stress dan diberi diet tinggi lemak dan gula. Hasilnya, terjadi peningkatan jumlah lemak tubuh secara signifikan. Sedangkan, tikus lainnya yang juga ditempatkan dalam kondisi stress namun diberi diet normal tidak mengalami peningkatan lemak tubuh.

Source : Everyday health

(ang/bt)

About The Author

Number of Entries : 50

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top