You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Sindrom Stevens-Johnson (Alergi Obat)

Sindrom Stevens-Johnson (Alergi Obat)

leeana howles 2Hal yang lumrah ketika sakit dan berharap sembuh dengan mengkonsumsi obat. Namun apa jadinya jika justru obat yang seharusnya sebagai penyembuh, justru berbalik malah mengancam jiwa.

Leanne Howes 17 tahun dari hoveton Norwich berprofesi sebagai seseorang Hairdresser. Tanpa dia sadari ia menderita iritasi usus dan dokter meresepkan obat Zantac (Ranitidine 150mg). Tak lama setelah konsumsi, muncul ruam dan lecet-lecet pada kulit. Mimpi buruknya ini dialami Leanne pada September 2013. Selama berminggu-minggu dia terbaring lemah di rumah sakit dengan tubuh yang bertambah kurus. Sebagian besar kulit wajah dan dadanya rusak, rambut rontok, kuku, bulu mata dan alis rontok (termasuk rambut pada kulit lengan dan punggung). Dokter memberikan morfin dan krim untuk kulit wajah, dada dan punggungnya.

Diagnosa dokter, Leanne mengalami Sindrom Stevens Johnson yaitu reaksi negatif terhadap obat. Nama Stevens Johnson diadopsi dari 2 dokter Amerika yang menggambarkannya pada tahun 1992.

Sindrome ini mempengaruhi 1 dari 1 juta orang dan umumnya adalah wanita. Gejalanya meliputi ruam kulit, lepuhan disekitar mulut, telinga dan hidung serta adanya pembengkakan pada kelopak mata. Hal buruk yang dapat terjadi jika tidak tepat dalam hal penanganan maupun pengobatan adalah komplikasi termasuk kebutaan permanen, kerusakan paru-paru bahkan kematian. Selain perawatan dengan cairan IV dan formula berkalori tinggi, juga diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder seperti sepsis. Selain itu pemberian morfin dapat membuat pasien lebih nyaman.

leeana howlesJika sudah menyerang, tidak ada cara untuk menghentikan sindrom Stevens-Johnson, dan Leanne harus terus berjuang untuk melawannya. Selama empat minggu Leanne mendapat suntikan morfin secara terus menerus. Untuk perawatan bagian luar di seluruh tubuhnya, dokter memberikan gel petroleum 3 kali/hari. Oktober 2013 kondisi Leanne membaik dan sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

Sindrom Stevens- Johnson tidak dapat disembuhkan dan 40% orang yang menderita tidak dapat bertahan. Dr Clive Grattan, konsultan ahli dermatologi di Norfolk dan Norwich University Hospital, mengatakan : Kondisi paling buruk dari sindrom ini adalah kematian. Reaksinya juga sering tak terduga.

Sindrom Stevens- Johnson merupakan kondisi yang sangat langka, sekitar satu dari satu juta orang akan mengalami reaksi semacam ini. Para ilmuwan masih berupaya memahami bagaimana hal ini terjadi, namun diyakini bahwa sistem kekebalan tubuh akan melepaskan zat kimia sebagai reaksi terhadap obat-obatan yang memicu, dan ini menyebabkan kerusakan pada lapisan luar kulit. “

Seorang juru bicara untuk GSK Pharmaceuticals yang memproduksi Zantac berkata: ” Kami sangat bersimpati dengan siapa pun yang menderita SJS. ” Kami berkomitmen untuk melakukan standar tertinggi untuk keselamatan pasien, dan dengan demikian akan menindak lanjuti setiap laporan efek samping yang sangat serius. Kami memiliki sistem pemantauan keamanan yang kuat dan berkelanjutan untuk semua obat. “Jika pasien memiliki masalah atau pengalaman efek samping yang berkaitan dengan obat-obatan, segera konsultasikan kepada dokter atau ahli kesehatan lainnya sesegera mungkin.

Sumber : dailymal

(bt)

 

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top