You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Ibu & Anak » Paparan BPA (botol plastik, kemasan kaleng) Pada Ibu Hamil Menyebabkan Stress Oksidatif Pada Ibu dan Janin

Paparan BPA (botol plastik, kemasan kaleng) Pada Ibu Hamil Menyebabkan Stress Oksidatif Pada Ibu dan Janin

Botol-Minum-Plastik-Mengandung-BPA-Tingkatkan-Risiko-Kanker-Prostat-pada-JaninBerhati-hatilah bagi para ibu yang sedang hamil dan menggunakan alat-alat makan yang mengandung bahan BPA (bisphenol A) didalamnya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam the Endocrine Society’s journal Endocrinology menyimpulkan hal yang cukup mengerikan: paparan BPA yang mempengaruhi endokrin selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada bayi yang dapat menyebabkan beresiko mengalami diabetes atau penyakit jantung di kemudian hari.

Bisphenol A merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi plastik dan epoksi resin. BPA ditemukan dalam berbagai produk konsumen, termasuk botol plastik, kaleng makanan. Banyak Penelitian yang menyebutkan jika BPA merupakan endocrine disruptor yaitu bahan kimia yang meniru, menghalangi dan mengganggu hormon tubuh. The U.S. Centers for Disease Control and Prevention di Amerika telah memperkirakan sekitar lebih dari 96% orang amerika terpapar BPA dalam tubuh mereka.

Stres oksidatif terjadi ketika tubuh terpapar radikal bebas dalam tingkat tinggi dan tubuh tidak dapat menetralisirnya untuk memperbaiki ketidakseimbangan. Menurut National Cancer Institute di National Institutes of Health, selain BPA rokok atau logam berat juga termasuk di dalamnya.

Studi ini menurut Vasantha Padmanabhan, MS, PhD, dari University of Michigandi Ann Arbor,MI menjadi bukti pertama bahwa paparan BPA selama kehamilan dapat menyebabkan jenis tertentu stres oksidatif yang dikenal sebagai stres nitrosative pada ibu dan anak. stres oksidatif berhubungan dengan resistensi insulin dan peradangan, yang merupakan faktor risiko untuk diabetes dan gangguan metabolisme lainnya serta penyakit jantung.

Peneliti memeriksa darah dari 24 pasangan ibu dan anak untuk memeriksa efek BPA. Para ibu tersebut diambil darahnya selama trimester pertama kehamilan untuk mengukur tingkat BPA. Para ibu dibagi menjadi dua kelompok: kelompok dengan tingkat rendah BPA dalam darah dan tingkat yang agak tinggi. Para peneliti juga mengambil sampel darah dari tali pusar setelah bayi dilahirkan dan mengukur jumlah produk samping bahan kimia yang dihasilkan dari stres oksidatif.

bpaAnalisis darah menunjukkan bahwa ibu yang terpapar tingkat BPA yang lebih tinggi dan bayi mereka menunjukkan tanda-tanda stres oksidatif yang disebabkan oleh paparan berlebihan nitrat oksida yang diturunkan dari radikal bebas. Selain subyeknya manusia, para peneliti mempelajari efek BPA pada kehamilan pada domba, tikus besar dan tikus biasa. Para ilmuwan memberikan makan hewan tersebut dengan makanan yang mengandung baik BPA dosis rendah atau yang lebih tinggi. Para peneliti kemudian mengukur stres oksidatif yang dihasilkan ibu dan anak-anak mereka dengan menggunakan sampel darah. Hasil kemudian dikuatkan dalam studi manusia.

Temuan ini menunjukkan bahwa diperlukan penentuan resiko penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan karena paparan BPA. Untuk hasil sementara, ada baiknya ibu hamil meminimalisir paparan BPA untuk menjaga diri dan bayinya dari stress oksidatif (cedera oksidan).

Sumber : Science Daily

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top