7 Tanda Anak Mengalami Bullying
Seorang anak dapat saja mengalami bullying (intimidasi), baik berupa perkataan maupun perbuatan. Umumnya banyak anak yang tidak ingin orangtuanya tahu. Bullying bisa terjadi dimana saja. Sudah banyak kasus bullying pada anak memicu terjadinya stress, bahkan meninggal dunia. Stan Davis, seorang konselor anti bullying di AS mengemukakan beberapa ciri atau isyarat anak sedang atau telah mengalami bullying, dan sebaiknya orangtua tahu.
- Tidak menikmati apa yang dia senangi. Menurut Davis, berkurangnya kesenangan adalah sebuah tanda anak depresi. Misalnya kehilangan minat pada makanan, hiburan atau hobi yang biasa disukai. Perhatikan bagaimana gerak geriknya dan cobalah meminta anak untuk bercerita, bisa dengan bertanya.
- Perubahan dalam ber medsos. Jika anak ekspresinya terlihat marah, gugup, frustrasi dan sering menghabiskan waktu di medsos, lebih baik orangtua segera waspada.
- Sering sakit kepala dan sakit perut. Tekanan bullying dapat menyebabkan tekanan fisik seperti sakit kepala dan perut. Hal ini menjadi gejala umum. Bahkan mungkin saja anak pura-pura sakit untuk menghindari situasi yang rentan dibully.
- Banyak bertengkar dengan sahabat sendiri. Bertengkar dengan sahabat, sebenarnya masih hal wajar. Hanya tidak ada salahnya dibicarakan dengan anak, mungkin ada hal yang lebih dari itu.
- Gak mau sekolah atau berolahraga. Anak yang dibully jadi malas sekolah, atau bahkan tidak mau mengerjakan ekstrakulikuler, sengaja terlambat sekolah atau membolos.
- Merasa buruk tentang diri sendiri. Sekali anak ditargetkan sebagai korban bullying, mereka mulai menancapkannya dalam hati dan berpikir “kenapas saya.. saya salah apa?”.
- Dan sebagai korban, anak juga bisa membully anak yang lain. Jangan mengabaikan masalah ini.
Sumber : realsimple
(ast/bt)