You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » OBESITAS

OBESITAS

Obesitas telah menjadi epidemi di Amerika Serikat dan di negara-negara berkembang lainnya. Lebih dari setengah jumlah penduduk AS mengalami kelebihan berat badan dan hampir sepertiganya obesitas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di atas usia 20 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan pada tahun 2011 ditemukan setidaknya 40 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan.

Terjadinya obesitas dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti :

  • Genetik : obesitas cenderung menurun dalam keluarga.

  • Emosi : beberapa orang makan secara berlebihan akibat stress, depresi, putus asa, marah, bosan dan banyak alasan lainnya yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan rasa lapar

  • Lingkungan : faktor dari lingkungan yang paling penting adalah gaya hidup. Kebiasaan/pola makan dan tingkat aktivitas seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh orang-orang di lingkungan sekitar dan jenis pekerjaan. Perilaku makan berlebihan dan kurangnya aktivitas adalah faktor-faktor resiko yang paling penting dalam obesitas.

  • Jenis kelamin : rata-rata pria memiliki massa otot yang lebih banyak dibandingkan wanita, maka pria akan menggunakan kalori lebih banyak dari wanita. Oleh karena itu, wanita akan cenderung untuk mengalami pertambahan berat badan dibandingkan pria, karena pria akan menggunakan asupan kalori makanan lebih besar dibandingkan wanita.

  • Usia : manusia cenderung mengalami penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak seiring dengan bertambahnya usia. Laju metabolisme tubuh juga akan semakin menurun. Hal-hal ini tentunya menyebabkan penurunan kebutuhan kalori dan penurunan pembakaran kalori.

  • Kehamilan : wanita pada umumnya cenderung mengalami kenaikan berat badan sebanyak 2-3 kg setelah melahirkan. Dan kenaikan berat badan ini dapat terakumulasi pada setiap kehamilan.

  • Kondisi medis dan obat-obatan : penyakit-penyakit dan obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan atau memicu obesitas. Contohnya seperti : hipotiroid, Sindroma Cushing, menopause, dan obat – obatan seperti : steroid, antidepresan, antipsikotik, pil KB.

    Beberapa pengukuran yang paling mudah dan paling sering dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang obesitas atau tidak, adalah :

  • Jangka Kulit

Pengukuran ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh yang diukur dengan jangka (alat terbuat dari logam yang menyerupai forceps). Pengukuran ini dapat memberikan hasil yang tidak akurat apabila tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

  • Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan. Rumus nya adalah :

Berat Badan (Kg) : (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)) = IMT (Kg/m2)

Perhitungan IMT memberikan gambaran persentase lemak tubuh. Nilai ideal IMT untuk seorang wanita 18, 5 – 22,5, sedangkan untuk pria berkisar antara 20 – 24,5. WHO mendefinisikan orang dewasa yang memiliki IMT antara 25 – 29,9 sebagai kelebihan berat badan – orang dewasa yang memiliki IMT 30 atau lebih besar dianggap obesitas.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI) :

  1. BMI < 18.5 Klasifikasi berat badan di bawah normal

  2. BMI 18.5–22.9 Klasifikasi Normal

  3. BMI 23-24.9 Klasifikasi Normal tinggi

  4. BMI 25-29.9 Klasifikasi Obesitas tingkat 1

  5. BMI ≥ 30 Klasifikasi Obesitas tingkat 2

    Obesitas dan overweight merupakan faktor resiko utama untuk beberapa penyakit kronis seperti : Diabetes Mellitus, penyakit jantung, stroke, dislipidemia, hipertensi, kanker, dan sebagainya. Semakin tinggi hasil IMT, semakin tinggi pula resiko seseorang mengalami penyakit-penyakit tersebut.

    Pengukuran lingkar pinggang juga menjadi salah satu cara untuk mengetahui persentase lemak di dalam tubuh. Untuk seorang wanita dikatakan mengalami obesitas apabila lingkar perutnya lebih dari 80 cm, sedangkan untuk pria lingkar perutnya lebih dari 90 cm.

Distribusi lemak di dalam tubuh juga bisa menjadi acuan untuk menentukan apakah obesitas yang dialami terkait dengan masalah/gangguan kesehatan atau tidak. Ada 2 jenis bentuk distribusi lemak di dalam tubuh, yaitu :

Berbentuk buah apel : lemak tubuh yang berlebihan terkonsentrasi lebih banyak di daerah perut (lemak intra-abdominal). Bentuk tubuh jenis ini lebih banyak terjadi pada pria dan lebih banyak terkait masalah/gangguan kesehatan dibandingkan dengan bentuk buah pir (Gambar).

Berbentuk buah pir : lemak tubuh yang berlebihan terkonsentrasi lebih banyak di daerah pinggul, bokong, dan paha. Bentuk tubuh jenis ini lebih banyak terjadi pada wanita (Gambar).

ab Gambar 2. Distribusi lemak tubuh yang memberikan gambaran buah “apel” atau “pir”.

Orang – orang dengan bentuk tubuh seperti buah apel, dimana lemak banyak menumpuk diarea perut, memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit – penyakit seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Sumber : WHO, nlm, Budhiarta, A. A. G. (Gangguan Fungsi Endokrin Pada Obesitas).

(as)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Comments (3)

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top