You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Sedih atau Depresi? Ini perbedaannya

Sedih atau Depresi? Ini perbedaannya

depresiOrang mungkin bingung membedakan antara sedih biasa dengan depresi. Sedih sebenarnya respon normal terhadap kehilangan, sesuatu yang mengecewakan, atau tidak kita harapkan. Menurut Marwa Azab, profesor psikologi dari California State University, Long Beach, AS, ada perbedaan yang jelas antara sedih dan depresi.

Depresi mempengaruhi cara berpikir, merasa dan bertindak. Pada depresi, pemicu tidak selalu dengan adanya peristiwa atau situasi yang sulit, kehilangan atau perubahan keadaan ekstrim. Bahkan, sering terjadi tanpa adanya pemicu seperti itu. Kehidupan di luar terasa baik-baik saja, tapi di dalamnya seperti neraka mengerikan. Depresi sangat mempengaruhi aktivitas, bahkan yang ringan sekalipun, hilang motivasi hidup dan mudah tersinggung.

Tapi, untuk mengetahui apakah kita hanya sekedar sedih, atau malah bahkan depresi, ada beberapa pertanyaan yang menjadi pembeda, berikut ini.

  1. Apakah kebiasaan makan dan tidur berubah?

Sedih karena gagal suatu hal, tapi masih bisa makan dan tidur teratur, itu hal biasa. Namun pada depresi, pola ini berubah. Nafsu makan jadi berkurang atau bertambah, tidur jadi berkurang atau terlalu banyak jamnya.

  1. Apakah masih menikmati sesuatu yang disenangi?

Saat orang sedih, dia masih bisa kumpul dengan teman atau pasangan, masih bisa melakukan hobi, dsbnya yang menyenangkan. Ketika depresi, seseorang mengalami Anhedonia, ketidakmampuan menikmati rasa senang. Semua hobi dan aktivitas yang sebelumnya terasa menyenangkan menjadi bosan.

  1. Apakah pikiran selalu dilanda negatif dan menghukum diri sendiri?

Perasaan bersalah akan sesuatu hal sampai pada titik konstan selalu menyalahkan diri sendiri, tidak berharga, perasaan gagal trus. Ini yang disebut depresi.

Berdasarkan DSM-V gejala depresi biasanya muncul minimal 2 minggu. Gejala lain yang mengarah pada depresi adalah:

  1. Perubahan nafsu makan serta penurunan atau kelebihan berat badan.
  2. Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  3. Aktivitas fisik terlalu lambat atau terlalu cepat.
  4. Perasaan bersalah, ambigu, tidak berharga.
  5. Kebanyakan ragu dan sulit berkonsentrasi.
  6. Berpikir terus tentang kematian dan bunuh diri.
  7. Suasana hati depresi
  8. Kehilangan minat.

Jika sudah muncul tanda tersebut dalam jangka panjang, lebih baik konsultasi ke dokter. Depresi berkepanjangan dapat menyebabkan bunuh diri.

Sumber : health24.com

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top