You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Rajin Kontrol Tekanan Darah, Otak Jadi Sehat

Rajin Kontrol Tekanan Darah, Otak Jadi Sehat

Doctor measuring blood pressure - studio shot on white background

Doctor measuring blood pressure – studio shot on white background

Tekanan darah yang tidak teratur (tekanan darah tinggi/hipertensi) dapat mendatangkan penyakit. Hipertensi bisa menyebabkan penyakit jantung dan masalah pada otak. Tekanan darah disebut hipertensi jika sistol (angka atas) lebih dari 120 mm Hg. Menurut sebuat riset bahwa kontrol tekanan darah dapat mmebantu menjaga kesehatan otak. Riset juga mengemukakan bahwa mengobati tekanan darah tinggi secara agresif mengurangi sekitar 19% resiko kerusakan kognitif ringan dan demensia. Sedangkan kontrol tekanan darah secara intensif akan menurunkan resiko gangguan mental ringan dan demensia sekitar 15%. Sedang orang bertekanan darah rendah juga memiliki lesi sedikit pada otak.

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko paling serius untuk kematian akibat penyakit jantung dan stroke, bertanggung jawab atas 13% dari semua kematian penyakit global. Menurut Dr Jeff Williamson, dari Wake Forest School of Medicine di Winston-Salem, North Carolina, hipertensi dapat mempengaruhi lapisan tipis arteri di otak yang seiring waktu menyebabkan peradangan dan kerusakan. Semua penderita demensia melewati tahap kerusakan kognitif ringan dan orang yang memiliki gangguan memori semacam ini mengalami kesulitan melakukan hal-hal seperti mengelola keuangan mereka bahkan bermain game sekalipun. Keith Fargo, direktur program ilmiah dan penjangkauan di Alzheimer Association, mengatakan temuan ini menjadi hal terbaik untuk mengendalikan tekanan darah lebih cepat daripada nanti yang sangat disarankan untuk menghadapi masa tua yang sehat.

SPRINT (Systolic Blood Pressure Intervention Trial) menemukan bahwa menjaga tekanan darah yang dikontrol ketat dapat mencegah serangan jantung dan stroke pada lansia. Temuan tersebut merupakan faktor kunci untuk menakan tekanan darah sistolik dari 140mm Hg hingga 120mm Hg. Dalam uji coba SPRINT MIND, para peneliti menilai kondisi mental lebih dari 9.300 orang dengan hipertensi, dengan usia rata-rata 68 tahun yang dilakukan pada tahun 2010 sampai Juni 2018. Para peserta dirawat untuk mempertahankan tekanan darah sistolik kurang dari 140mm Hg atau kurang dari 120mm Hg. Pembacaan yang lebih rendah dianggap kontrol tekanan darah yang intensif.

Peserta yang memeriksa tekanan darah secara intensif minum obat pengontrol tekanan darah. Semua obat dimasukkan dalam kategori dan dicatat pula tingkat efek sampingnya. Lalu dilakukan MRI pada otak sekitar 670 peserta. Hasilnya adalah: Pasien yang tekanan darahnya dikontrol secara intensif memiliki lebih sedikit kerusakan pada materi putih otak mereka daripada mereka dengan tekanan darah yang tidak terkontrol. Kerusakan semacam ini pada otak merupakan tanda akan terjadinya demensia atau penyakit Alzheimer. Namun, mengurangi tekanan darah juga sebaiknya tidak terlalu cepat karena akan merusak otak dan menyebabkan kerusakan kognitif. Hasil riset ini di presentasikan pada pertemuan Alzheimer Association di Chicago.

Sumber : health24.com

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top