You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Makin Tinggi IMT, Makin Beresiko Kanker

Makin Tinggi IMT, Makin Beresiko Kanker

IMTIMT (Indeks Massa Tubuh) seseorang tidak hanya mempengaruhi tingginya kadar lemak tubuh sehingga menyebabkan obesitas, namun juga berpengaruh terhadap mekanisme tubuh yang mengarah pada beberapa kanker. Sejak dulu, para ahli gizi dan kesehatan selalu menyarankan agar setiap individu mempunyai IMT yang ideal untuk mencapai kesehatan optimal.

Berdasarkan penelitian di Cancer Letters, menemukan bahwa IMT diatas normal meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk kanker. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan penyebaran multiple myeloma meningkat seiring dengan kenaikan IMT. Multiple myeloma adalah kanker jenis kanker yang menyerang sel plasma pada tulang sumsum penderita yang ditandai dengan banyaknya pertumbuhan sel myeloma dibandingkan denga sel normal. Sekitar 10 persen dari semua kanker darah adalah multiple myeloma. Umumnya dokter mendeteksi melalui tes darah, meskipun biopsi juga dapat digunakan.

Di tahun 2015, peneliti di Swedia memberikan laporannya pada Cancer Cell bahwa tes darah yang dilakukan akurasinya 96% dan penentuan deteksi kanker sekitar 71%. Tingkat IMT diatas normal pada pasien kanker memiliki risiko kenaikan pertumbuhan multiple myeloma. Ketika, IMT tidak mampu deteksi kanker, maka diperlukan test laboratorium untuk membantu para ahli kesehatan untuk mengobati pasien kanker yang mengalami obesitas.

Sel-sel lemak pada orang yang mempunyai kelebihan berat badan, obesitas, atau gemuk, memiliki sel lemak yang tidak sehat dan berisiko mengembangkan pertumbuhan sel kanker lebih besar dibanding sel-sel lemak pada orang dengan berat badan normal. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa orang gemuk lebih mungkin untuk mengembangkan multiple myeloma serta memiliki kelangsungan hidup lebih pendek secara keseluruhan.

Peneliti DeCicco-Skinner dan timnya dari American University menemukan korelasi antara IMT dan angiogenesis serta adhesi, indikator kunci dari perkembangan kanker. Para dokter mungkin sebaiknya memberikan obat yang berhubungan dengan obsesitas tertentu kepada para pasien dengan myeloma. Temuan ini dapat dijadikan acuan untuk merubah pola pengobatan pada pasien kanker dengan dosis yang telat dibandingkan dengan kemoterapi atau terapi obat lainnya pada orang dengan berat badan normal dan untuk obesitas.

Multiple myeloma bukan satu-satunya kanker yang berkaitan dengan kelebihan berat badan atau obesitas, namun juga berhubungan dengan kanker payudara, kolorektal, esofagus, endometrium, ginjal dan kanker pankreas.

Hal ini juga disetujui oleh Dr Eugene Ahn dari Cancer Treatment Centers of America yang mengatakan bahwa obesitas meningkatkan risiko kanker karena banyak mekanisme diantaranya fungsi sistem kekebalan tubuh serta hormon dan tingkat peradangan. Kematian dari semua jenis kanker sekitar 52% lebih tinggi pada pria dan 62 % lebih tinggi pada wanita sangat gemuk dibandingkan dengan orang-orang dalam kisaran berat badan normal. Ahn menambahkan bahwa kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan komplikasi kemoterapi, radiasi dan pembedahan. Penurunan berat badan bukan merupakan pengobatan alternatif kanker, tetapi dapat membantu meningkatkan tingkat kesembuhan bagi mereka yang menerima terapi konvensional.

Sumber : healthline

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top