You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Bakteri di Usus dan Depresi

Bakteri di Usus dan Depresi

144228_093259_lemasTanpa kita sadari, tubuh kehidupan ternyata dikendalikan oleh sekelompok mikrobiota di usus yang berperan penting dalam penentuan kesehatan mental, yang berhubungan depresi dan kecemasan. Hal ini dibuktikan oleh para peneliti dari the Farncombe Family Digestive Health Research Institute pada McMaster University. Studi ini dipublikasikan pada Nature Communications.

Dalam penelitian ini, para peneliti memisahkan tikus muda selama tiga jam dari induknya mulai dari 3 sampai 21 hari. Premysl Bercik seorang profesor dan timnya ingin membuktikan bahwa bakteri dapat memainkan peran penting dalam menciptakan perilaku abnormal yaitu kecemasan dan depresi. Pertama, Bercik dan timnya menegaskan bahwa pada tikus konvensional memiliki mikrobiota kompleks, yang telah dipisahkan dari ibu, menampilkan kecemasan dan perilaku seperti depresi, dengan tingkat hormon stres kortikosteron abnormal. Tikus-tikus ini juga menunjukkan disfungsi usus berdasarkan pelepasan asetilkolin, neurotransmitter utama.

Kemudian, mereka mengulangi percobaan yang sama, namun dalam kondisi bebas mikroba dan menemukan bahwa dengan tidak adanya bakteri pada tikus mereka berperilaku mirip dengan tikus kontrol, tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau depresi.

Menurut Bercik jika bakteri dari tikus stres ditransfer ke tikus non stress (bebas bakteri), hasilnya tidak ada kelainan yang diamati. Ini menunjukkan bahwa dalam model ini, faktor inang (tikus muda) dan mikroba sebagai syarat dalam mengembangkan perilaku seperti kecemasan dan depresi. Stres neonatal menyebabkan peningkatan reaktivitas stres dan disfungsi usus yang mengubah mikrobiota usus yang, pada gilirannya mengubah fungsi otak. Hal ini jika dibiarkan, lama kelamaan akan memiliki efek mendalam pada perilaku inang (tikus muda) jika nanti menjadi dewasa.

Bercik mengatakan hal ini adalah langkah dalam memahami bagaimana mikrobiota dapat membentuk perilaku inang gangguan kejiwaan. Hal ini memungkinkan juga dapat diterapkan pada manusia. Misalnya, apakah dapat mendeteksi profil mikrobiota normal atau aktivitas metabolisme mikroba yang berbeda pada pasien dengan gangguan kejiwaan utama, seperti kecemasan dan depresi.

Sumber : Sciencedaily

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top