Pengaruh Televisi Di Kamar Tidur Terhadap Kejadian Obesitas

Studi baru menunjukkan bahwa sebuah televisi di kamar tidur dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Studi ini mengkaji informasi dari 369 anak-anak usia 5 sampai 18 yang menjalani scan tubuh untuk menentukan jumlah massa lemak dalam tubuh mereka.

Anak-anak dengan TV di kamar tidur mereka, memiliki tingkat massa lemak dua kali lebih mungkin dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki TV di kamar mereka Anak-anak dengan TV di kamar mereka juga lebih cenderung memiliki lingkar pinggang besar dan pengukuran kadar lemak darah yang tinggi.

Dalam studi ini juga ditemukan bahwa menonton televisi selama lebih dari dua jam sehari dikaitkan dengan risiko yang sama. Temuan dini juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi berat badan, seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik dan diet makanan tertentu.

Sekitar 70 persen anak-anak memiliki TV di kamar tidur mereka, dan sepertiga dari mereka mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, kata para peneliti. Studi sebelumnya telah menemukan hubungan antara TV di kamar tidur dan peningkatan risiko kelebihan berat badan pada anak-anak, tetapi penelitian tersebut lebih mengutamakan penggunaan indeks massa tubuh (rasio tinggi terhadap berat badan), yang bukan merupakan pengukuran yang tepat dari lemak tubuh.

Menonton TV di kamar tidur dapat menimbulkan bahaya ekstra dibandingkan dengan menonton TV di ruangan biasa. Studi ini telah menghubungkan TV di kamar tidur dengan berkurangnya waktu tidur dan meningkatnya keinginan mengkonsumsi makanan berlemak tinggi selama menonton TV yang dikaitkan dengan penambahan berat badan, kata peneliti Amanda Staiano, dari the Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Los Angeles.

The American Academy of Pediatrics merekomendasikan waktu menonton TV yang terbatas yaitu dua jam sehari atau kurang bagi anak-anak.

Source : myhealthnewsdaily.com, the American Journal of Preventive

(ang/bt)