Mitos dan Fakta Seputar Kanker Payudara
Ada banyak mitos beredar soal kanker payudara. Apa sebenarnya dan bagaimana mitos dan faktanya?
- Fakta tentang kanker payudara
Kanker payudara dianggap kanker yang menakutkan bagi wanita. Di Indonesia, kanker payudara termasuk 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan dengan angka kematian 21.5 per 100.000 penduduk dan 70% penderita datang berobat saat sudah terlambat karena sudah dalam stadium lanjut. Sayang, karena kurangnya informasi menjadikan penderita semakin ketakutan dan bertindak ngawur.
- Menggunakan bra, menyebabkan kanker
Mitos ini sudah menyebar luas di masyarakat bahawa penggunaan bra (khususnya yang berkawat) dapat menyebabkan kanker. Menurut Kari B. Wisinski, MD dari University of Wisconsin Carbone Cancer Center di Madison menyatakan tidak ada hubungan antara ukuran payudara dengan kanker.
- Implan payudara
Riset dilakukan untuk meneliti hubungan antara implan payudara dengan kejadian kanker. Hasilnya, banyak yang gagal. Mammografi (pemeriksaan payudara) yang dilakukan wanita pengguna implan payudara tidak cukup membuktikan bahwa mplant bisa menyebabkan kanker.
- Deodoran penyebab kanker
Meski sempat menjadi topic hangat, bahwa zat paraben pada deodorant dapat memicu pertumbuhan kanker payudara, namun tidak ada bukti ilmiah yang mengarah pada hal itu. Walau karena kasus ini, banyak produk deodoran akhirnya tidak lagi menggunakan paraben.
- Minum kopi bikin kanker payudara?
Tidak ada bukti yang kuat. Bahkan beberapa riset menyatakan bahwa kopi kaya akan antioksidan yang dapat membantu mencegah kanker payudara. Selain itu, kopi juga membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi nyeri, meningkatkan memori dan kewaspadaan, peningkatan kerja otot. Minumlah kopi sekitar 2 cangkir/hari.
- Terlalu sering melakukan pemeriksaan MRI atau mammografi, memicu kanker
Menjalani tes MRI dan mammografi memang terdapat paparan radiasi, namun jumlahnya sangat kecil. Sementara, manfaat mammografi pada usia 40 sampai 75 tahun dapat membantu mendeteksi kanker sejak dini, terutama angka tertinggi pada wanita rata-rata usia 50 tahun. The American Cancer Society merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan tahunan dimulai pada usia 40 tahun. MRI bahkan tidak mengunakan radiasi, namun melibatkan penggunaan magnet sementara ultrasound menggunakan gelombang suara.
- Aborsi/keguguran bikin kanker payudara
Mitos ini terjadi karena anggapan jika seorang wanita sudah keguguran maka akan mengalami gangguan hormon. Namun sebenarnya sangat tidak ada bukti antara keguguran, angkat rahim dan kanker payudara. Faktor yang dapat meningkatkan resiko kanker adalah umur menstruasi pertama kali, menopause terlalu tua, tidak pernah punya anak, minum pil KB dalam jangka waktu panjang.
- Tinggal di bawah sutet
Banyak orang bilang, kalau tinggal dibawah sutet akan terkena kanker, apapun jenisnya. Sayangnya, hal ini belum menjadi bukti yang kuat. Setidaknya dua studi yang ketat gagal menemukan hubungan antara keduanya, termasuk sebuah studi 2003 yang menyelidiki risiko kanker payudara yang lebih tinggi dari rata-rata di kalangan wanita yang tinggal jauh dari sutet.
- Gunakan cat rambut bisa bikin kanker
Sebuah studi tahun 2007 terhadap sekitar 50.000 wanita Afrika-Amerika menyanggah mitos tersebut, tidak menemukan kaitan antara produk kecantikan dan kanker payudara.
- Makan pemanis buatan
Saat ini belum ada riset yang menunjukkan pemanis buatan menyebabkan kanker payudara, walau ada kaitan dengan kanker lain.
- Kecelakaan memicu kanker payudara
Memar, patah tulang, dan cedera lain yang dialami dalam kecelakaan atau trauma fisik lainnya belum dapat dikaitkan dengan jenis kanker apa pun. Beberapa wanita yang memiliki memar dipayudara dapat membentuk gumpalan keras dan nyeri, namun belum tentu menjadi kanker.
- Tidak menyusui menyebabkan kanker
Ada banyak bukti yang menunjukkan menyusui mengurangi resiko kanker payudara. Di sisi lain, tidak ada bukti bahwa tidak menyusui justru akan meningkatkan risiko.
- Payudara besar risiko tinggi kanker
Bentuk payudara yang besar tidak beresiko kanker, tapi satu studi memperkirakan 4% kanker baru pada pria dan 7% pada wanita adalah hasil dari obesitas, bukan karena besarnya kondisi payudara. Wanita yang terkena fibrokistik walau lebih sulit melakukan mammografi, tidak meningkatkan risiko. Jika memang ada benjolan, konsultasikan dengan dokter.
Sumber : health.com
(ast/bt)