Fakta dan Mitos Dari Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi atau yang biasa disebut sebagai AFib terjadi ketika ritme dan detak jantung normal berubah dan tidak dapat memompa darah dengan baik. Menurut seorang pakar jantung, GordonF.Tomaselli, MD, direktur pada bagian kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine, mengatakan jutaan orang yang hidup dengan AFib dapat hidup layaknya orang biasa. Namun begitu, walau penyakit ini terbilang umum di kedokteran, masih saja di masyarakat beredar mitos. Apa saja yang biasanya dianggap mitos?
-
Penderita AFib tidak boleh mengemudi.
Fakta: Tidak sepenuhnya benar, tergantung pada gejala yang terjadi. Jika muncul gejala AFibnya sampai pusing, mual, muntah dan pingsan, memang sebaiknya tidak berkendara, setelah membaik boleh berkendara.
-
Orang dengan AFib tidak bisa berhubungan seks.
Fakta: Secara medis, tidak ada alasan penderita AFib tidak bisa berhubungan intim.
-
Karena minum kopi bisa menderita Afib
Fakta: Tidak ada hubungan antara minum kopi tingkat moderat dengan AFib. Bahkan konsumsi kopi moderate menurunkan resiko AFib.
-
Makan es dan minum dingin bisa kena Afib.
Fakta: irama jantung beberapa orang tidak berubah setelah minuman dingin atau makan es krim. Hal ini karena kerongkongan, kecuali pada orang yang sensitif terhadap dingin, berada tepat di belakang bagian atas liver, yang mana detak jantung akan berubah dalam AFib. Karena esofagus dan liver yang dekat bersama-sama, bisa memungkinkan memiliki detak jantung yang tidak teratur. Walau begitu, bukan berarti tidak bisa menikmati es krim sama sekali, karena banyak juga penderita AFib tidak terpengaruh akan hal ini.
-
Hanya orangtua yang bisa menderita Afib
Fakta: AFib bisa terjadi pada siapa saja dan golongan usia berapa saja. Hanya saja memang lebih banyak penderitanya disekitar usia 50-65 tahun.
-
AFib terindikasi dari gejala yang muncu;
Fakta: Sekitar 15% pasien AFib tidak memiliki gejala sebelum diagnosis. Seorang pasien bisa saja datang untuk pemeriksaan fisik rutinan dan dokter lantas memberitahukan adanya ketidakteraturan. Pasien lain mungkin tidakmenyadari bahwa mereka memiliki AFib, tapi mereka tahu ada sesuatu yang tidak beres. Misalnya, ketika mereka berolahraga, mendadak sering merasa lelah.
-
Orang yang menderita sleep apnea/gangguan tidur mempunyai Afib
Fakta: orang yang memiliki sleep apnea belum tentu memilki AFib. Bagi sebagian orang, sleep apnea memicu AFib. Pada orang dengan kedua kondisi, mengibati keduanya sangat dianjurkan.
-
Resiko AFib terbesar adalah serangan jantung
Fakta: Komplikasi yang paling ditakutkan adalah stroke. Kesempatan memiliki stroke lima kali lebih tinggi jika memiliki AFib dibanding tidak dengan AFib. Jadi penting bagi orang-orang dengan AFib untuk minum obat sesuai saran. Obat ini menurunkan kemungkinan bekuan darah terjadi di bilik jantung dan ke otak, yang menurunkan kemungkinan stroke. Pengobatan lain mengontrol tingkat irama jantung.
Sumber : Webmd
(ast/bt)