Bentuk dan Ukuran Tubuh Menentukan Umur Panjang Perempuan

Setiap wanita sebaiknya menyadari akan kondisi kesehatan dan bentuk tubuhnya. Bukan soal kamu cantik atau tidak, tapi sehat atau tidak, yang bisa menentukan panjang usia atau tidak. Sebuah riset menunjukkan, bentuk tubuh dan kegiatan wanita sangat menentukan umur dan ternyata, hasilnya bisa berbeda antara pria dan wanita.

Riset yang dipublikasikan dalam the Journal of Epidemiology and Community Health dari Departemen Epidemiologi pada Maastricht University Medical Centre di Belanda menarik kesimpulan: wanita yang kurus (tinggi sekitar 175cm)  dan bahagia mempunyai 31% peluang umur panjang bisa sampai 90 tahun lebih dibanding wanita yang gemuk dan pendek (sekitar 160cm) atau dibanding pria. Riset dilakukan pada 7800 pria dan wanita, berusia sekitar 55 sampai 69 tahun yang dimulai dari tahun 1986.

Jika para wanita berolahraga satu jam/hari, maka manfaat panjang umur dan bentuk tubuh semakin terasa, namun pada pria hal ini hanya meningkatkan jumlah usia harapan hidup.

Angka harapan hidup di banyak negara sudah semakin bertambah. Namun uniknya, jumlah orang gemuk dan malas gerak juga banyak. Hal ini justru menunjukkan, bahwa ukuran tubuh dan aktivitas fisik antara pria dan wanita berbeda dampaknya.

Riset ini bersifat observasional, masih membutuhkan banyak riset pendukung lainnya. Pada pria, berolahraga sekitar 90 menit/hari memberikan peluang 39% panjang umur dibanding yang berolahraga kurang dari 30 menit. Bagi wanita jika berolahraga antara 30 sampai 60%, 21% meningkatkan panjang umur. Yang dimasukkan dalam kategori beraktivitas misalnya berkebun, jalan bersama hewan peliharaan, berjalan atau bersepeda ke tempat kerja dan berolahraga.

Satu hal yang sebaiknya diperhatikan adalah efek kesehatan mental pada bentuk tubuh. Efek obesitas pada wanita sangat berpengaruh kepada depresi dan stigma, sehingga pengaruh ke kesehatan mental dan fisik dan mereka lebih pede dengan kondisi tubuh kurus. Sedangkan pada pria, tidak terlalu mempengaruhi, sehingga perlu ada studi lain yang mengarah ke buruk/tidaknya kesehatan mental.

Sumber : health24.com

(ast/bt)