BAKTERI E. coli

Posted by: admins Posted date: April 28, 2014 In: Umum | comment : 0

Bakteri E. coli atau Escherichia coli adalah suatu bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Ada ratusan tipe bakteri E. coli, sebagian besar tidak berbahaya, namun beberapa tipe dapat menyebabkan diare. Salah satu contoh tipe bakteri ini adalah tipe O157:H7 yang menproduksi toksin yang disebut sebagai verotoxins atau Shiga-like toxins. Selain menjadi penyebab diare, tipe ini dapat menyebabkan anemia berat atau gagal ginjal. Tipe-tipe lainnya dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.

Orang dapat terkena infeksi bakteri ini melalui kontak dengan feses orang atau hewan yang telah terinfeksi bakteri E. coli, lewat makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses tersebut sebelumnya. Bakteri E. coli juga dapat hidup pada daging mentah dan bila daging tersebut tidak dimasak hingga minimal mencapai suhu 71°C, maka bakteri E. coli dapat bertahan hidup dan kemudian menginfeksi orang yang memakan daging tersebut.

Makanan-makanan lain yang dapat terkontaminasi E. coli, contohnya :

Susu segar atau jus buah yang tidak dipasteurisasi
Buah dan sayur-sayuran segar, seperti : selada, tauge, dsb.

Bakteri E. coli juga dapat masuk ke dalam sumber air minum apabila air tersebut terkontaminasi feses orang yang terinfeksi. Air yang terkontaminasi E. coli tidak dapat dibedakan secara kasat mata dengan air yang tidak terkontaminasi. Selain itu bakteri ini juga dapat menyebar dari satu orang ke orang berikutnya, apabila orang yang terinfeksi sebelumnya tidak mencuci tangan setelah BAB/BAK.

Gejala utama infeksi E. coli O157:H7 :

Diare, yang dapat disertai dengan darah
Keram perut
Mual dan muntah
Deman, namun biasanya tidak terlalu tinggi (<38.5˚C)

Beberapa orang mungkin tidak merasakan adanya gejala sama sekali dan gejala juga lebih sering muncul pada anak kecil, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh yang buruk. Gejala biasanya muncul 3-4 hari kemudian setelah kontak dengan E. coli. Untuk menegakkan diagnosis infeksi bakteri ini, biasanya dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan feses.

Ketika terjadi diare, minum sejumlah air dengan frekuensi sering untuk menghindari dehidrasi. Tatalaksana dengan obat-obatan antidiare atau antiobiotik tidak dianjurkan karena akan memperlambat proses penyerapan toksin bakteri oleh tubuh. Sebagian besar kasus infeksi E. coli mengalami perbaikan dalam waktu 7-10 hari. Namun, pada beberapa orang E. coli dapat menyebabkan Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang merupakan suatu kondisi berbahaya dengan komplikasi seperti gagal ginjal, kejang, stoke, buta, hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit, transfusi darah, ataupun dialysis (cuci darah).

Beberapa tips untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri E. coli :

Masaklah daging hingga paling tidak mencapai suhu 71°C
Cucilah daging mentah sebelum diolah dan sayur/buah segar sebelum dikonsumsi
Cucilah tangan dengan air hangat dan sabun sebelum dan sesudah memegang daging mentah atau sayur/buah segar.
Cuci peralatan memasak yang telah kontak dengan daging mentah atau sayur/buah segar
Konsumsi susu atau jus buah yang telah dipasteurisasi
Konsumsi air dari sumber air yang telah didisinfeksi dengan klorin/kaporit
Ketika bepergian, minumlah dari air botol kemasan yang terjamin dan jangan menggunakan es batu
Biasakan mencuci tangan setelah BAB/BAK dan setelah mengganti popok
Tingkatkan daya tahan tubuh