3 Cara Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil
Setiap kehamilan para ibu berbeda kondisi kesehatannya. Salahsatu resiko kesehatan yang umum melanda ibu hamil (bumil) adalah anemia, yaitu sebuah kondisi tidak sehatnya sel darah merah membawa oksigen ke jaringan tubuh bayi/janin. Hal ini dapat membahayakan kondisi bayi. Banyak konsumsi zat besi tanpa arahan ahli kesehatan juga bukan hal baik. Tes darah dilakukan untuk mengetahui apakah bumil menderita anemia atau tidak.
Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, kelahiran prematur, dan kematian perinatal, atau bahkan peningkatan risiko kematian bagi ibu dan bayi. Dalam dunia medis, ada lebih dari 400 jenis anemia dengan berbagai penyebab. Selama kehamilan, tubuh bekerja lebih keras untuk memberikan nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan bayi. Volume darah meningkat 30 sampai 50 persen. Peningkatan darah ini berarti bahwa tubuh membutuhkan lebih banyak asam folat dan zat besi.
Anemia ringan adalah umum bagi banyak wanita selama kehamilan. Tapi itu bisa menjadi masalah serius yang memerlukan pengobatan. Ketika tubuh Anda kekurangan sel darah merah untuk pergerakan oksigen ke seluruh tubuh, itu memiliki dampak pada organ dan fungsi tubuh.
Bagaimana cara mencegahnya?
-
Vitamin pre-natal. Minum vitamin yang mengandung asam folat dan zat besi saat masa kehamilan.
-
Suplementasi zat besi. Dapat diminum selama pre natal yang dibutuhkan sekitar 27mg/hari. Makanan atau suplemen terlalu tinggi kalsium, minuman berkafein misalnya kopi atau teh, produk susu dan kuning telur yang dapat mengurangi penyerapan zat besi. Begitu juga dengan antasida. Sebaiknya konsumsi supplement yang mengandung zat besi dua jam sebelum atau empat jam setelah minum antasid.
-
Nutrisi yang tepat. Makanlah sumber zat besi misalnya daging unggas, ikan, daging merah rendah lemak jenuh, polong-;polongan, biji-bijian, sayuran hijau gelap, telur, sereal fortifikasi. Pangan hewani merupakan sumber zat besi yang paling mudah diserap. Jika zat besi berasal dari sumber nabati, lengkapi mereka dengan makanan yang tinggi vitamin C, seperti jus tomat atau jeruk yang akan membantu penyerapan. Dalam kasus terburuk, dimana suplemen zat besi umumnya tidak dapat membantu, maka suplementasi intravena besi atau transfusi darah perlu dilakukan.
Kenapa bumil bisa mengalami anemia?
Hal ini terjadi misalnya kehamilan yang berjarak sangat dekat dengan sebelumnya, tidak cukup konsumsi zat besi, muntah terus menerus selama ngidam/morning sickness, mengalami menstruasi berlebihan sebelum masa kehamilan.
Pada kasus ringan, anemia seperti tidak memiliki gejala. Namun pada kasus berat, gejala yang bisa diketahui adalah lelah dan lemah berlebihan, pucat, sesak nafas, jantung berdebar kencang, nyeri dada, pusing, tangan kaki dingin dan pica (keinginan makan yang jorok, misalnya tanah, kotoran, tepung jagung dsbnya).
Selama kehamilan, rajin-rajinlah memeriksakan darah agar tidak terjadi anemia dan jangan lupa pergi ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan.
Sumber : healthline
(ast/bt)