Omega-3 Berkaitan Erat Dengan Proses Belajar dan Perilaku Anak
Para peneliti di University of Oxford telah menemukan bahwa kadar Omega-3 pada anak secara signifikan dapat memprediksi seberapa baik ia mampu berkonsentrasi dan belajar. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One merupakan yang pertama untuk mengevaluasi tingkat Omega-3 dalam darah anak-anak sekolah di Inggris. Menurut penulis Paul Montgomery, Ph.D dari Oxford University’s Centre for Evidence-Based Intervention di the Department of Social Policy and Intervention Inggris menemukan sampel dari hampir 500 anak sekolah yang mempunyai kadar asam lemak Omega-3 dalam darah secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku dan kemampuan belajar anak. Tingginya tingkat Omega-3 dalam darah khususnya DHA, dikaitkan dengan kemampuan membaca dan memori yang lebih baik juga sedikitnya masalah antara murid dengan guru atau orangtuanya.
Penelitian ini mengambil sampel darah 493 anak sekolah, antara usia 7-9 tahun. Semua anak dianggap memiliki kemampuan membaca di bawah rata-rata, berdasarkan penilaian nasional pada usia tujuh atau berdasarkan penilaian guru mereka. Analisis sampel darah mereka menunjukkan bahwa di dalam darah anak anak yang kemampuan rendah hanya rata-rata 2% total asam lemak Omega-3 DHA (asam dokosaheksaenoat) dan 0,5 persen Omega-3 EPA (asam eicosapentaenoic) dengan total 2,45 persen untuk kombinasi rantai panjang Omega-3. Hal ini jauh di bawah minimal 4 % yang direkomendasikan oleh ilmuwan terkemuka dengan tingkat optimal 8-12%. Orang tua juga melaporkan pola makan anak mereka, para peneliti mengungkapkan bahwa hampir 9 dari 10 anak-anak dalam sampel makan ikan kurang dari dua kali seminggu dan hampir 1 dari 10 anak tidak pernah makan ikan sama sekali.
Menurut Dr Alex Richardson, studi ini menunjukkan bahwa banyak anak anak di Inggris mungkin saja tidak mendapatkan cukup asupan rantai panjang Omega-3 untuk otak yang sehat, jantung dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini menjadi perhatian serius bahwa rendahnya kadar DHA di darah dikaitkan dengan perilaku dan pembelajaran yang buruk pada anak. Karena sebagian besar kadarnya rendah, maka setelah dewasa akan menunjukkan risiko tinggi penyakit jantung.
Temuan ini juga konsisten dengan laporan orang tua mereka yang kebanyakan gagal memenuhi pedoman diet/pola makan ikan dan mengkonsumsi makanan laut. Ada juga yang memang beberapa konsumsi suplemen omega- 3 dan fortifikasi makanan dengan omega-3.
Temuan membangun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti yang sama, menunjukkan bahwa suplementasi diet dengan Omega-3 DHA ditingkatkan baik dengan kemajuan membaca dan perilaku pada anak-anak populasi sekolah umum yang sedang berjuang belajar membaca. Penelitian mereka sebelumnya telah menunjukkan manfaat suplementasi omega-3 (EPA + DHA) untuk anak-anak dengan ADHD, Dyspraxia, Disleksia dan kondisi sejenisnya.
Sumber : Psychcentral
(ast/bt)
Baca juga :
Tanaman Rumah Yang Dapat Melawan Kanker
Satu Gelas Anggur/hari Memicu Stroke, Gagal Jantung dan Demensia