You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Bakteri Sebagai Indikator Keamanan Pangan

Bakteri Sebagai Indikator Keamanan Pangan

Arranged Vegetables Creating a FacePangan tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup. Ketersediaan pangan yang cukup, bergizi, sehat, aman dan halal adalah upaya yang selalu dilakukan oleh pemerintah demi menciptkan ketahanan pangan. Keamanan pangan adalah salah satu indikator untuk menilai kualitas pangan. Kontaminasi mikroorganisme patogen bisa menjadi masalah pada kualitas pangan.

Kebutuhan akan pangan hewani terus meningkat seperti pangan dari unggas. Secara nasional, pada tahun 2012 kontribusi produksi daging unggas terhadap total produksi daging nasional mencapai 62,56% (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013). Sementara menurut data dari National Meat Processor Association Indonesia (NAMPA) pada tahun 2013 terjadi peningkatan produksi produk olahan berbasis bahan baku daging ayam dari 125 ribu ton di tahun 2012 menjadi 146 ribu ton di tahun 2013 (16,8%).

Semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan hewani, produsen harus meperhatikan hygine dan sanitasi untuk meminimalisir mikroba patogen bebahaya. Seperti yang kita ketahui daging ayam yang mengandung protein tinggi merupakan “rumah” yang sangat nyaman bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit asal pangan atau dikenal dengan istilah food-borne diseases.

Ada beberapa jenis mikroba patogen yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya seperti Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Escherichiacoli, Campylobacter sp, dll. Salmonella sp merupakan indikator keamanan pangan karena bakteri ini dianggap membahayakan kesehatan. Salmonella sp menular ke manusia melalui hewan yang terkontaminasi dengan bekteri tersebut. Unggas yang terinfeksi bakteri salmonella dapat menyebarkan bakteri tersebut melalui daging, telur, ataupun isi unggas.

kumanDampak paling berbahaya dari cemaran Bakteri Salmonella sp adalah apabila masuk ke dalam tubuh maka akan menginfeksi usus yang dapat menyebabkan tifus dan paratifus yang diikuti oleh diare, mual, kedinginan, dan sakit kepala.

Untuk meminimalisir penyebaran bakteri tersebut sebaiknya para produsen memperhatikan kebersihan kandang unggas, sanitasi air dan pakan. Bagi anda yang ingin mengkonsumsi unggas sebaiknya cuci bersih bagian unggas sebelum di masak dan masak sampai benar-benar matang, untuk telur sebaiknya cuci bersih sebelum dimasukkan ke dalam kulkas dan hindari mengkonsumsi telur setengah matang karena telur salah satu media penyebaran salmonella yang paling mudah.

Sumber : Poultry Indonesia

(erl/pjr)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top