12 Fakta Penting Tentang Kelainan Perilaku Dan Emosi

Gangguan emosi dan perilaku (Emotional and Behavioral Disorder-EBD) yaitu gangguan umum yang biasanya dipakai untuk teori pengaturan pendidikan untuk pengelompokan kesulitan belajar ditingkat anak-anak dan remaja. Perilaku ini biasanya mencakup tiga hal, yaitu perilaku keluar, perilaku ke dalam dan kejadian gangguan yang masih tergolong rendah. Perilaku eksternalisasi merupakan gaya perilaku keluar yang digambarkan agresif, impulsif, koersif, dan patuh. Sedang perilaku internalisasi sebagai yang mudah stress, depresi dan cemas. Baik guru atau orangtua sebaiknya memperhatikan perilaku dan emosi anaknya karena bisa berdampak dalam kehidupan jangka panjang. Ada beberapa fakta penting seputar kelainan perilaku dan emosi yang bisa dipaparkan sedikit dari education.com:

1. Gangguan emosional tidak sama dengan kelainan emosional dan perilaku. Ganguan emosional tidak sama dengan kelainan emosi dan perilaku. Gangguan emosi dikhususkan dalam label khusus siswa. Contohnya seorang murid yang memiliki kelainan emosi dan perilaku belum tentu memenuhi syarat kategori gangguan emosi.

2. Gangguan emosional memiliki kriteria tertentu. Murid yang dinyatakan memiliki gangguan emosional memiliki kriteria tertentu. Masalah disekolah biasanya mencakup: perilaku yang tidak pantas, ketidakmampuan menjalin pertemanan baik dengan sesama murid atau guru, moodnya terlalu tidak senang di sekolah, kecenderungan takut menghadapi segala persoalan yang berhubungan dengan sekolah.

3. Kebanyakan gangguan emosi kemungkinan bisa tidak terdeteksi. Di Amerika, jumlah murid antara 6-21 tahun yang menerima pendidikan dalam gangguan emosinya sekitar 0,72%. Kasus ini seperti gunung es, perbandingan kejadian sekitar 3,5 banding 1 pada anak laki dan perempuan.

4. Mengidentidikasi murid dengan ketidakmampuan emosi masih kurang. Banyak sekolah yang ragu dalam mengidentifikasi muridnya dengan masalah gangguan emosi. Padahal bisa dilakukan dengan cara mengobservasi murid di kelas, test IQ, nilai prestasi dan tes psikologi.

5. Kebanyakan yang terdeteksi ADHD. Siswa yang memiliki gangguan emosi seringkali bersifat impulsif, mudah tertanggu dan teridentifikasi sebagai ADHD (Attention Deficite Hyperactive Disorder).

6. Agresif sebagai tanda umum. Agresif bisa dengan siapa saja, apa saja atau diri sendiri. Umumnya ditunjukkan dengan sikap mengintimidasi murid lain. Jika semakin bertambah umur, terutama bagi murid lelaki, lebih menjurus pada suka berantem atau suka kekerasan.

7. Ketidakmampuan belajar juga berhubungan dengan gangguan emosi. Sekitar 30-50% anak murid dipusat rehabilitasi mengalami gangguan belajar.

8. Kelainan makan juga bagian dari masalah emosi dan perilaku. Anoreksia dan bulimia banyak sekali dialami remaja puteri yang bermasalah emosi dan perilaku internal. Gangguan ini terjadi ketika seorang remaja sangat peduli pada citra tubuh dan berat badan.

9. Anak kecil juga bisa depresi. Sayangnya mereka belum bisa menggambarkan apa yang mereka rasakan, sehingga sulit dikenali pada anak-anak. Biasanya bisa ditandai dengan bad mood dan amarah yang meledak-ledak.

10. Dalam dunia anak, gangguan kecemasan sering tidak terdiagnosis. Gangguan ini ditandai dengan ketakutan yang amat sangat, kekhawatiran yang digeneralisasi dan kecenderungan tambah cemas ketika jauh dari keluarga atau lingkungan yang dikenal.

11. Skizofrenia sebagai bentuk akhir dari gangguan emosi. Yang ditandai dengan halusinasi, delusi dan tidak nyambungnya pikiran. Anak anak ini perlu perawatan pada rumah sakit khusus kejiwaan bagi anak anak

12. Gangguan perilaku bisa destruktif. Pelaku gangguan perilaku sering sekali melanggar aturan dan bersifat destruktif/merusak. Di beberapa negara diberlalukan undang undang ketat pelanggaran murid jika mereka melakukan tindakan destruktif, agar menjadi terkontrol.

sumber : education

(ast/bt)