Gula Lebih Berbahaya buat Ukuran Pinggang
Tingginya konsumsi gula dapat menaikkan berat badan juga menambah ukuran pinggang. tapi..apakah kita tahu, bahwa gula juga mempunyai efek neurologis negatif? Seperti depresi, gangguan fungsi dan memori belajar. Studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat menghancurkan otak kita. The United States Department of Agriculture baru baru saja menyelesaikan Dietary Assessment of Major Trends in U.S. Food Consumption yang menyatakan rakyat AS terlalu tinggi konsumsi gula. Saat ini, di Indonesia belum ada patokan berapa sebaiknya konsumsi gula. Orang AS rata-rata mengkonsumsi gula sekitar 156 pounds atau sekitar 70 kilogram lebih yang disebut sebagai gula tambahan karena tidak berasal dari gula alami (buah buahan).
Kekuatan otak ada pada glukosa darah. Diet (pola makan) yang tinggi gula mempengaruhi brain-derived neurotrophic factors (BDNF), faktor yang memberikan peran penting dalam memori (tugas khusus di tubuh manusia).
Sebuah studi dalam jurnal Neuroscience 2002, meneliti hubungan antara diet tinggi gula dan BDNF dan menyimpulkan bahwa saat ini “pola makan dapat mempengaruhi aspek-aspek penting” fungsi BDNF. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kadar BDNF yang rendah berhubungan langsung dengan diabetes, demensia dan depresi.
Neurological Degenerative Illness Trends dalam Neurosciences menerbitkan sebuah artikel yang menghubungkan BDNF dan regulasi serotonin co neuron Alzheimer dan penyakit Huntington. Studi tersebut merekomendasikan pertimbangan diet sebagai cara untuk mempertahankan tingkat yang tepat dari BDNF selama penuaan untuk mencegah penyakit degeneratif neurologis. Sebuah penelitian di tahun 2008 menunjukkan bahwa BDNF dan Serotonin juga berperan dalam gangguan mood.
Terlalu banyak konsumsi gula juga bisa menyebabkan gangguan kognitif. Hasil dari Centers for Disease Control and Prevention study menyatakan bahwa gula bisa menyumbang sekitar 20% kalori remaja di AS. Tingkat BNDF , bagaimanapun, telah dikaitkan dengan fungsi otak dan kemampuan belajar. Tingginya kadar glukosa darah berbahaya bagi BDNF yang terkait dengan kemampuan kognitif pada manusia. Penurunan asupan gula sangat penting untuk menjaga fungsi kognitif. Jika sudah terlanjur ketagihan gula, agak sulit untuk diturunkan.
Pada awalnya mungkin akan menghadapi beberapa masalah, terutama karena penelitian membuktikan bahwa nafsu makan terhubung ke asupan gula. Tingginya kadar gula membuat tubuh merasa lapar, berpotensi untuk mengkonsumsi lebih banyak gula. Gunakan motivasi kuat untuk maju dan memperbaiki pola makan. Singkirkan gula yang tidak perlu (gula tambahan) konsumsilah gula dari sumber alami seperti buah.
Sumber : dailyhealthpost
(ast/bt)
Baca juga :
Manfaat dan Sumber Terbanyak Kalium
Ketidakseimbangan Bakteri Menyumbang Peradangan Usus dan Karsinogenesis