Gejala Umum HIV pada Wanita
HIV bukan lagi penyakit yang tersembunyi. Dengan jutaan penderita diseluruh dunia, penyakit ini tidak hanya menginfeksi pria, tapi juga wanita. Tidak banyak pula wanita tahu, bagaimana sebenarnya tanda/gejala awal HIV bagi mereka.
- Gejala awal.
Pada beberapa minggu terinfeksi HIV, tidak banyak wanita yang mengalami asimptomatik. Beberapa wanita ada juga yang mengalami gejala seperti demam, flu ringan, sakit kepala, seperti kurang energi. Umumnya gejala akan hilang dalam beberapa minggu. Dalam kasus lain, gejala muncul hingga puluhan tahun dan menjadi penular tanpa sadar.
2. Ruam kulit
Sekitar 90% orang dengan HIV positif megalami gangguan kulit. Misalnya sangat sensitif terhadap cahaya dan iritasi terhadap sinar matahari. Ruam berbentuk merah datar berpola, benjolan kecil atau bersisik. Luka atau lesi, bisa terbentuk pada kulit disekitar mulut, alat kelamin dan anus. Lesi ini sulit untuk diobati. Orang dengan HIV juga berisiko tinggi terhadap herpes dan herpes zoster. Namun dengan pengobatan yang tepat, bisa mengurangi keparahan gangguan kulit.
3. Pembengkakan kelenjar
Tugas kelenjar getah bening adalah menangkis serangan infeksi dengan menyimpan sel imun dan menyaring zat berbahaya. Ketika infeksi HIV mulai menyebar, sistem kekebalan tubuh bereaksi sehingga terjadi pembengkakan. Pada orang dengan HIV, pembengkakan ini bisa berlangsung hingga beberapa bulan.
4. Infeksi
HIV menyebabkan sistem kekebalan tubuh kesulitan untuk melawan kuman, sehingga mempermudah infeksi oportunistik terjadi. Beberapa di antaranya pneumonia, tuberkulosis dan hepatitis C. Orang dengan HIV lebih rentan terhadap infeksi kulit, mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan dan otak. Bahkan juga lebih sulit untuk mengobati penyakit umum seperti flu. Dengan sering mencuci tangan, minum rutin obat HIV akan membantu mencegah beberapa penyakit infeksi oportunistik terjadi.
5. Demam dan berkeringat di malam hari
Orang yang terinfeksi HIV mengalami demam ringan yang panjang, dengan suhu 37,6 ° C dan 38,2 ° C. Tubuh akan mengalami demam ketika ada sesuatu yang salah, tetapi penyebabnya tidak selalu jelas. Sayangnya hanya sedikit orang yang menyadari status positif HIV, sehingga orang terlalu mengabaikan gejala. Terkadang, keringat di malam hari dapat mengganggu tidur dan menyertai demam.
6. Masalah kesehatan reproduksi
Wanita dengan HIV cenderung memiliki masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, termasuk perubahan siklus menstruasi mereka atau tidak adanya periode. Infeksi bakteri dan ragi mungkin lebih umum pada wanita yang HIV-positif. Mereka juga mengalami penyakit misalnya klamidia, trikomonas, gonorea, human papillomavirus (HPV), yang dapat menyebabkan kutil kelamin atau bahkan kanker serviks. Perempuan positif HIV juga rentan terhadap penyakit radang panggul yang persisten.
7. Gejala dapat terus berlanjut
Setelah virus menyerang, penderita bisa saja mengalami diare, mual, muntah, penurunan berat badan. Gejala lain termasuk sakit kepala parah, nyeri sendi, dan nyeri otot. Sesak napas, batuk kronis dan kesulitan menelan yang tidak biasa. Lalu, HIV dapat menyebabkan hilangnya memori jangka pendek, kebingungan mental dan koma. Berikutnya dapat berkembang menjadi AIDS. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh terancam dan infeksi menjadi semakin sulit untuk dilawan. Wanita dengan AIDS berada pada risiko kanker agresif yang sulit untuk diobati.
HIV ditularkan melalui cairan tubuh, misalnya karena penggunaan jarum suntik bersama dan hubungan seksual. Sehingga tidak berbagi jarum dan berhubungan dengan menggunakan kondom dapat disarankan. Jika pasca hubungan menggunakan vaginal douche/pembersih vagina, sama sekali tidak berpengaruh terhadap penularan virus, bahkan menganggu keseimbangan flora di vagina dan meningkatkan resiko penyakit menular seksual. Jadi, hindarilah semua resiko.
Sumber : healthline
(ast/bt)