You Are Here: Home » Warta Sehat » BAHAYA DIBALIK KEGEMUKAN

BAHAYA DIBALIK KEGEMUKAN

Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan badan PBB urusan pangan dan pertanian(FAO) pada 23 April 2003 menerbitkan sebuah laporan yang mengungkapkan hubungan antara menu makanan, gizi, dan aktivitas fisik dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, beberapa bentuk kanker, kerapuhan tulang penyakit gigi, dan kegemukan/obesitas. Penelitian WHO dan FAO ini berdasarkan hasil konsultasi 30 ahli internasional yang independen di dua lembaga itu selama 2 tahun. Mereka yang bekerja berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang tersedia itu mengungkapkan bahwa beban penyakit kronis global telah meningkat secara cepat. Pada thn 2001 penyakit kronis diperkirakan menyumbangkan 59% dari total 56.5 juta kematian di dunia yang dilaporkan.
Apa itu kegemukan dan obesitas?
Kelebihan berat badan atau kegemukan termasuk suatu hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang terutama bagi kaum perempuan, karena mereka mempunyai anggapan bahwa dengan kegemukan badan akan menjadi tidak menarik lagi dan akan mengurangi kecantikan seseoreang. Kegemukan atau dalam bahasa ilmiah disebut juga obesitas pada orang dewasa yang usianya lebih dari 18 tahun dapat diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa tubuh dapat diketahui dengan cara mengukur Berat Badan (BB) dalam kilogram dan Tinggi Badan (TB) dalam meter. Rumus IMT yang digunakan adalah BB dibagi (TB)2. Status gizi seseorang dikatakan gemuk bila dari hasil perhitungan IMT nilainya diatas 24.0 dan dikatakan gemuk tingkat berat (obesitas) bila nilali IMT di atas 27,0.
Asupan bahan makanan, kekurangan energi, dan keturunan merupakan tiga faktor yang dianggap sebagai pengatur perlemakan tubuh dalam proses terjadinya kegemukan. Menurut seorang ahli gizi Soetrisno (1996), dua faktor pertama, yaitu masukan energi dan kekerungan energi dianggap sebagai penyebab langsung, sedangkan faktor keturunan adalah faktor penyebab tidak langsung. Penimbunan lemak dalam tubuh terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah energi yang dikonsumsi dari makanan dengan energi yang digunakan untuk bekerja atau pun untuk pergerakan tubuh setiap hari.
Seseorang dikatakan berada dalam kondisi yang stabil (konstan) apabila jumlah energi yang masuk melalui makanan dengan energi yang dikeluarkan jumlanya sama besar. Jumlah energi yang masuk secara total dapat dihitung melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Sedangkan total pengeluaran energi merupakan jumlah energi dikeluarkan dalam keadaan istirahat atau tidur yang disebut juga Basal Metabolic Rate (BMR), ditambah dengan energi untuk pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi atau disebut juga Specific Dynamic Action (SDA), dan ditambah lagi dengan energi yang dikeluarkan untuk bekerja atau melakukan kerja fisik. Jadi total energi yang dikeluarkan merupakan penjumlahan BMR+SDA+kegiatan fisik.
Luasnya Masalah
Di indonesia masalah kegemukan cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Kodyat dkk, (1996) terhadap 10.500 orang dengan usia 18 tahun ke atas di 12 kotamadya di Indonesia pada tahun menunjukan bahwa yang mengalami kegemukan sebanyak 22,5%, dan dari mereka yang mengalami kegemukan sebanyak 54,2%nya mengalami kegemukan tingkat berat (obesitas). Dilihat dari perbedaan jenis kelamin, ternyata perempuan mempunyai persentasi lebih tinggi dari laki-laki yaitu sebanyak 26,1% dan laki-laki sebanyak 15,7%. Dari hasil penelitian ini sudah seharusnya kaum hawa untuk lebih berhati-hati dan lebih disiplin dalam menjalankan pola makannya agar lebih sesuai dengan pola makan yang sehat dan baik sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan.
Akibat dari kegemukan
Semua orang mungkin sepakat bahwa kegemukan dapat mengurangi kemolekan tubuh seseorang, kegemukan juga berakibat berkurangnya kegesitan gerak badan dan kerap kurang nyaman bahkan sering didera kelelahan. Selain itu kelebihan berat badan banyak menimbulkan beragam gangguan kesehatan. Berikut ini adalah riset mengenai hubungan kesehatan dengan kegemukan
Umur rata-rata seseorang
Penelitian yang dilakukan oleh Metropilitan Life Insurance terhadap 50.000 orang menunjukan bahwa angka kematian pria gemuk 79% lebih tinggi dari pada pria yang mempunyai berat badan normal. Sedangkan pada wanita 61% lebih tinggi daripada yang mempunyai berat badan normal.
Penyakit gula (diabetes melitus)
Diabetes melitus lebih banyak diderita oleh mereka orang-orang yang gemuk dibandingkan pada orang yang tidak gemuk. Hasil penelitian menunjukan resiko orang gemuk terkena diabetes melitus sebesar 6.7% lebih tinggi daripada orang yang tidak gemuk.
Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penelitian terhadap 74.000 karyawan di Amerika menunjukan bahwa terdapat hubungan antara bertambah beratnya badan dengan tekanan darah tinggi. Penurunan berat badan 2 kg akan menurunkan tekanan darah sistolik 2,5 mm Hg dan tekanan diastolic 1,5 mm Hg.
Penyakit Jantung
Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang dengan kelebihan berat badan lebih mudah terkena penyakit jantung dibandingkan dengan yang berat badannya normal. Jenis penyakit jantung yang sering diderita oleh mereka yang kelebihan berat badan adalah aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Pada orang gemuk dan obes kerja jantung akan lebih besar dan akan dapat menyebabkan pembesaran jantung dan berakibat menjadi lemah, keadaannya akan normal kembali setelah berat badan diturunkan.
Penyakit-penyakit lain
Masih banyak penyakit lainnya yang dapat ditimbulkan karena kondisi kegemukan, seperti pada wanita akan sering ditemui kelainan pada haid dan kemandulan, keputihan, penyakit kulit di lipatan paha dan payudara, keracunan saat kehamilan dan yang lainnya. Sedangkan pada pria sering terjadi gangguan pernapasan, rematik, varices, hernia, dan sering juga terjadi penyakit batu empedu.
Waspadai Kegemukan
Anda yang sudah merasa gemuk, hendaknya perlu waspada. Rencanakan suatu pola penurunan berat badan secara terencana dan sesuai dengan segi-segi kesehatan. Beberapa latihan fisik yang bertujuan untuk mengurangi berat badan harus dilakukan. Kegiatan fisik, misalnya olahraga dimaksudkan untuk membakar energi yang menumpuk didalam tubuh. Kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk menurunkan berat badan ini seharusnya dilakukan secara terencana, bertahap dan teratur.
Penurunan berat badan secara perlahan dan stabil akan lebih ideal daripada penurunan berat badan yang cepat dan drastis karena biasanya penurunan berat badan dengan cepat sering menimbulkan keluhan yang bermacam-macam seperti pusing, berkunang-kunang, lesu dan tidak konsentrasi.
Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara mengurangi atau bahkan menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sebagai sumber lemak tinggi banyak terdapat pada makanan trendi (fast food), soto babat, jeroan, dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhadap kegemukan. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relatif rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral, sayuran dan buah akan lebih baik bila porsi konsumsinya diperbanyak.
Mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral yang mendukung proses penurunan berat dapat dilkakukan. Suplemen yang dipilih disarankan mengandung vitamin dan mineral yang dapat membakar lemak dan mampu menurunkan kadar kolesterol. Viamin-vitamin tersebut antara lain adalah vitamin C yang dapat menurunkan taraf trigleserida serum yang berperan terhadap penyakit jantung, selain itu vitamin E yang mempunyai manfaat banyak bagi tubuh.

About The Author

Number of Entries : 50

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top