You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Ibu & Anak » Berat Badan Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Anak

Berat Badan Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Anak

Kids-IllustrationBerat badan dan aktivitas fisik/kegiatan/olahraga ternyata sangat berdampak postif pada kemampuan berpikir anak. Hasil ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh para psikolog dari the Georgia Prevention Institute pada the Medical College of Georgia, Georgia Regents University, yang menandakan bahwa kebugaran mempengaruhi kondisi kognitif anak-anak. Studi ini dimasukkan dalam journal Pediatric Exercise Science yang menyatakan bahwa anak-anak yang bertubuh ramping dan aktif memiliki tes kognitif yang lebih baik dari anak yang bertubuh ramping tapi tidak aktif atau mempunyai kelebihan berat badan. Hasil ini membuktikan bahwa faktor berat badan dan aktivitas fisik sangat menentukan.

Penelitian ini mengamati 45 anak dengan berat badan normal usia 7-11 tahun, termasuk 24 yang aktif dan 21 yang tidak. Anak-anak dianggap aktif secara fisik jika mereka berpartisipasi dalam kegiatan terorganisir seperti berenang, senam, sepak bola atau menari selama lebih dari satu jam per minggu. Para peneliti menguatkan partisipasi ini dengan melibatkan orang dewasa dan anak-anak yang melaporkan sendiri aktivitas fisik. Penelitian ini juga melihat 45 anak tidak aktif serta kelebihan berat badan dengan demografi yang sangat mirip, dengan perpasangan yang jelas di jenis kelamin dan ras, dan perpasangan yang dekat pada isu-isu terkait lainnya seperti tingkat status dan pendidikan perkawinan, dan usia orang tua untuk membantu memastikan setiap perbedaan yang tidak sangat terkait untuk status sosial ekonomi.

Hasilnya seperti yang diharapkan. Ketika para peneliti menggunakan well-verified Cognitive Assessment System, 24 anak berbadan normal, aktif secara fisik, memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) yang lebih rendah sedikit, sedikit massa lemak dan rataan istirahat denyut jantung lebih rendah dibanding anak yang kelebihan berat badan dan tidak aktif. Kelompok anak kelebihan berat badan dan tidak aktif mencetak 9 poin lebih rendah dibanding anak aktif dalam perencanaan dan melakukan strategi dan 8 poin lebih rendah soal kemampuan perhatian. Dan kenyataannya, anak yang lebih kurus dan aktif skor perhatian lebih tinggi, juga ukuran ringkasan kognitif serta lebih terlihat bahagia. Anak-anak yang aktif dan tidak aktif namun berat badan sehat mencetak 11 poin skor fungsi kognitif dan 7 poin lebih tinggi dalam konsentrasi perhatian.

Menurut Dr. Catherine Davis, hal ini menandakan bahwa aktivitas fisik dapat membedakan fungsi otak, namun masih bisa diubah dengan perubahan pola hidup, dukungan dari keluarga dan sekolah sebelum dewasa. Anak-anak yang kelebihan berat badan bisa saja mengalami kelebihan inflamasi, kelebihan hormon, atau keduanya. Lemak tubuh lebih berpengaruh dibandingkan pertambahan massa otot.

Anak yang tidak aktif dan kelebihan berat badan merupakan faktor berdiri sendiri berhubungan dengan kelemahan kognitif. Hal ini sudah pernah dipublikasikan oleh Davis dalam Health Psychology tahun 2011 yang menyatakan bahwa olahraga teratur akan menurunkan kelebihan berat badan, menjadi lebih aktif berpikir, merencanakan dan melakukan tugas matematika. Anak-anak yang berolahraga 40 menit/hari sepulang sekolah lebih terlihat meningkat kemampuannya dibanding yang hanya 20menit/hari.

Penelitian tersebut juga digunakan metode the Cognitive Assessment System serta pencitraan resonansi magnetik fungsional, yang menunjukkan anak yang berolahraga, aktivitas otak meningkat di korteks prefrontal, daerah yang terkait dengan pemikiran yang kompleks, pengambilan keputusan dan perilaku sosial yang benar. Lalu ada studi lain membandingkan anak yang olahraga setelah pulang sekolah dan tidak, menunjukkan perkembangan otak pada yang berolahraga.

Sumber : Science Daily

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top