You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Pria » Waspadai Lingkar Pinggang Pada Pria

Waspadai Lingkar Pinggang Pada Pria

lingkar pinggang priaBanyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat metabolisme pria, salah satunya yaitu dengan melihat lingkar pinggangnya. Pria dengan rentang usia antara 30-70 tahun yang mengalami penambahan lingkar pinggang setiap tahun, mempunyai kemungkinan akan kehilangan massa otot hingga setengahnya. Banyak lelaki tidak menyadari bahwa lemak yang terakumulasi dapat membuat metabolisme cepat.

Masalah dimulai ketika apa yang kita makan tidak sebanding dengan kegiatan yang dilakukan. Seiring waktu, kadar gula darah meningkat, sehingga menyebabkan penyumbatan arteri dan aliran darah. Tingginya kadar gula darah menghambat pertumbuhan otot dan meningkatkan lemak perut, meski sudah melakukan olahraga keras di gym. Lemak visceral mulai menumpuk di organ dalam. Kerjanya seperti kelenjar raksasa, memproduksi bahan kimia yang mendorong tubuh memproduksi hormon yang menyebabkan seorang pria menjadi feminim seperti wanita. Salah satu bahan kimia, enzim aromatase, mengubah testosteron menjadi estrogen. Jangan heran jika pria mempunyai dada seperti payudara wanita. Sementara itu, hormon yang disebut adipokines meningkatkan resistensi insulin, yang menyebabkan pertambahan berat badan lebih cepat.

Tingginya lemak, meingkatkan peradangan. Semakin tinggi jumlah lemak pada sel, membuat sel semakin menua (termasuk juga sel imun) dan meningkatkan inflamasi biomolekuler ke dalam aliran darah. Studi tahun 2013 yang melibatkan 3.000 pekerja paruh waktu selama 10 tahun menemukan bahwa mereka yang mempunyai peradangan berisiko terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2  dan Alzheimer.

Bagaimana caranya membuat metabolisme lebih baik?

  1. Sering lakukan check kesehatan seperti cek kadar gula darah dan tes peradangan hs-CRP. Untuk mengukur penyebaran lemak, lihat perbandingan pinggang-pinggul. Testosteron rendah juga dapat berkontribusi pada perlambatan metabolisme.  Jika tes Testosteron menunjukkan angka rendah, selain juga sering  kelelahan, ketidakmampuan untuk menurunkan berat badan dan libido yang rendah, segera konsultasikan dengan dokter, apakah selain perubahan gaya hidup, perlu juga suplementasi.
  2. Puasa. Menurut Dr. Tim Church, dari ACAP Health, program penurunan berat badan, semakin memperkecil risiko peradangan. Puasa intermittent dapat menjadi alternatif dan membantu menurunkan stres metabolisme. Contoh:  Makan malam lebih awal diantara pukul 6 – 7 malam dan untuk sarapan paling telat pukul 10 pagi. Dengan demikian, menempatkan tubuh dalam mode puasa selama beberapa jam setiap hari. Cobalah juga program 5-2: lima hari makan seperti biasa, tapi selama dua hari hanya makan 600 kalori.
  3. Kontrol berat badan. Lakukan kardio karena akan merubah gula menjadi otot. Dalam studi JAMA terbaru, penderita diabetes mengalami perbaikan gula darah ketika olahraga mereka dikombinasikan dengan kekuatan cardio.

 

Sumber : mensjournal.com

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top