Polusi Udara dan Suara Meningkatkan Risiko Penyakit

Penelitian baru di Jerman menunjukkan hasil bahwa polusi udara dan polusi suara keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Hal ini didukung juga oleh Dr. Barbara Hoffmann, seorang profesor bidang epidemiologi lingkungan di IUF Leibniz Research Institute, USA, yang mengatakan, “Banyak hasil penelitian yang mengungkapkan tentang bahaya dari polusi udara dan suara di jalanan terhadap kejadian penyakit jantung khususnya aterosklerosis subklinis”, kata Hoffman. Aterosklerosis juga dikenal sebagai pengerasan arteri.

Para peneliti menganalisis data dari studi populasi di wilayah Ruhr Jerman. Data studi tersebut mencakup bagaimana paparan partikel halus polusi udara dan kebisingan lalu lintas mempengaruhi risiko kardiovaskular pada lebih dari 4.200 warga, rata-rata usia 60 tahun.

Setelah mengontrol variabel umur, jenis kelamin, status merokok, aktivitas fisik, penggunaan alkohol dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil, tim menemukan bahwa polusi udara dan kebisingan secara signifikan meningkatkan pengerasan arteri yang dikenal sebagai kalsifikasi aorta dada (TAC). Studi ini menemukan bahwa polusi udara lokal dapat meningkatkan TAC para peserta studi rata-rata sebesar 20 persen, sedangkan polusi suara sekitar 8 persen.

Dr Philip Harber, seorang profesor kesehatan masyarakat di University of Arizona, mendukung hasil penelitian ini “karena bahwasannya baik polusi udara dan polusi suara dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan”, jelasnya.

Sekarang kita tahu bahwa orang-orang yang tinggal di dekat jalan raya, atau yang sering mengalami kemacetan di jalan raya seperti yang sering terjadi di Jakarta saat ini sedang dirugikan oleh paparan polusi udara dan polusi suara yang ditimbulkan dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Source : Everyday Health

(ang/bt)