You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Ibu & Anak » Hubungan Polusi Udara Dengan Kejadian Autistik

Hubungan Polusi Udara Dengan Kejadian Autistik

Penelitian tentang autistik semakin berkepolusimbang belakangan ini. Salah satunya telah membuktikkan bahwa polusi udara berhubungan dengan bertambahnya jumlah anak dengan autisme. Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Wisconsin-Milwaukee, merupakan penelitian pertama kaliyangmenguji hubungan antara autisme dan polusi udara di North Carolina.Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang juga dilakukan di California walau kedua negara bagian ini memiliki iklim dan pola cuaca yang berbeda. Penelitian ini juga terkait paparan polusi udara selama kehamilan trimester ketiga, khususnya untuk autistik yang dimulai dari janin.

Studi ini dipublikasikan secara online pada tanggal 20 Oktober di Epidemiology.Penulis pertamaDr Amy Kalkbrenner, PhD, MPH, mengatakan kepada Medscape Medical Newsbahwa studi ini menghubungkan antara komponen emisi kendaraan yang dapat mempengaruhi spektrum autistik. Masih diperlukan penelitian tambahan, komponen apa yang berpengaruh tetapi sudah dapat menjadi petunjuk jika polusi udara bertanggungjawab untuk kejadian autistik. Sebenarnya sudah banyak penelitian yang menunjukkan peradangan sistemik tubuh bertanggungjawab atas kerusakan otak ditahap awal yang dapat berkembang menjadi autistik. Paparan polusi menyebabkan respon inflamasi tubuh secara luas yang bisa mengubah cara otak berkembang.

Penelitian sebelumnya tahun 2010 pada Childhood Autism Risks from Genetics and the Environment (CHARGE) dari the University of California, Los Angeles telah menunjukkan hubungan antara polusi lalu lintas udara selama kehamilan dan autisme pada anak. Selain itu, studi laboratorium telah mengaitkan hubungan antara polutan yang terhirup dengan peradangan. Saat ini diperkirakan sekitar 80.000 jenis bahan kimia yang dapat ditemukan dimana saja, mulai dari polusi udara sampai makanan. Anehnya, sebelum dilempar ke pasaran, tidak ada persyaratan untuk menguji bahan tersebut apakah dapat menyebabkan toksisitas perkembangan syaraf atau tidak.

Selama kehamilan, sistem organ janin berkembang sangat rentan terhadap toksin yang potensial. Konektivitas otak juga mengembangkan selama ini, dan kelainan pada sambungan sinaptik telah diusulkan sebagai penyebab autisme.Dalam studi tersebut, peneliti melihat paparan partikel materi (PM10), yang bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan musim. Salah satu sumber utama muncul menjadi emisi lalu lintas.

Para peneliti menggabungkan data dari sistem surveilans autisme dengan catatan kelahiran anak-anak yang lahir di pertengahan hingga akhir 1990-an, meliputi 88.000 anak di North Carolina dan 77.550 anak di wilayah San Francisco Bay.Mereka mengidentifikasi anak autis hingga usia 8 tahun dengan menggunakan pengukuran Autism and Developmental Disabilities Monitoring Network yang disponsori oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kemudian anak-anak dengan autistik tersautisebut dibandingkan secara acak dengan anak biasa pada negara bagian dan tahun lahir yang sama.

Paparan pada anak diteliti mulai dari prakonsepsi sampai tahun pertama kelahiran. Selain itu digunakan juga alat untuk monitor konsentrasi PM10 dengan pendekatan multimetode yang memungkinkan untuk memantau paparan PM10 selama berminggu-minggu dalam masa kehamilan. Analisis ini melibatkan hampir 1.000 anak autis. Paparan PM10 tertinggi pada anak-anak di North Carolina yang lahir selama musim panas dan pada anak-anak di California yang lahir selama musim gugur dan musim dingin.Mereka yang terpapar PM10 selama trimester ketiga memiliki kemungkinan terbesar terkena autisme, dibandingkan dengan trimester kedua dan pertama (masing-masing OR 1,36, 0,97, dan 0,86).Hasil memperhitungkan variabel lain yang dapat mempengaruhi risiko autisme, seperti pendidikan ibu dan usia, pendapatan rumah tangga, ras / etnis, urbanisasi, musim kelahiran, dan variasi musiman dalam PM10.

Hasil ini perlu mempertimbangkan tentang faktor yang disebut “kesalahan ekologi”. Diperlukan data tambahan per individu yang lebih komplit dan khusus untuk paparan polusi, misalnya waktu yang dihabiskan para anak-anak diluar rumah, dalam ruangan ber AC, kondisi medis orangtua dan anak dengan autistik tersebut.

Menurut Dr Robert L. Hendren, DO dari the Autism and Neurodevelopment Program at the University of California, San Francisco memuji penelitian ini sebagai sebuah pengalaman hebat. Walau tidak semua faktor bisa ditangani, tetapi adanya kehati-hatian terhadap toksin dapat saja mempengaruhi gen. Hubungan antara polusi udara dan autisme merupakan titik interaksi antara gen dengan lingkungan yang dapat saja dimediasi oleh inflamasi/peradangan. Temuan menunjukkan sebuah peradangan, kekebalan tubuh, stres oksidatif pengaruh pada trimester ketiga kehamilan yang bisa menjadi target pencegahan. Pekerjaan rumah bagi semua tenaga kesehatan.
Sumber : medscape

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top