You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Banyak Konsumsi Daging Olahan Memperburuk Asma

Banyak Konsumsi Daging Olahan Memperburuk Asma

429082-svetikDaging adalah makanan sumber protein, meski sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun penting juga untuk memperhatikan jumlah asupan dan cara pengolahan. Berdasarkan riset, daging yang dibakar dapat memicu dan menyebabkan kanker. Riset lain juga menyebutkan bahwa daging yang diolah dengan cara dibakar atau di asap akan memperburuk asma.

Penelitian yang dilakukan di Prancis ini melibatkan 1000 orang yang memiliki penyakit pernapasan. Selama riset, penderita diberikan makanan daging olahan. Hasilnya terjadi peningkatan pemburukan asma sebesar 76%. Gejala yang ditimbulkan termasuk kesulitan bernapas, sesak dada dan sesak napas. Penelitian ini dipublikasikan di Journal Thorax.

Cured meat merupakan daging olahan yang mengandung bahan kimia nitrit yang berfungsi sebagai pengawet. Pada mereka yang gemar konsumsi daging olahan, mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, baru-baru ini juga digolongkan sebagai karsinogenik atau penyebab kanker oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski tidak serta memperburuk asma, namun daging berhubungan dengan asma.

Menurut WHO, asma diderita sekitar 235 juta orang diseluruh dunia. Ada banyak pemicu umum termasuk alergen/bahan yang menimbulkan alergi dalam ruangan, seperti tungau debu, bulu hewan peliharaan; alergen outdoor, seperti serbuk sari; asap tembakau dan iritasi kimia di tempat kerja.

Lalu, bagian daging manakah yang bertanggung jawab atas pemburukan asma?

Dr. Zhen Li pemimpin riset ini mengumpulkan data lebih dari 2.000 orang. Data diambil dengan cara melacak kesehatan penderita asma dan kerabat dekat selama lebih dari 20 tahun. Kemudian fokus riset pada sebanyak 971 orang. Masing-masing diberikan menu makanan secara lengkap.

Data berat badan, skor gejala asma dan data demografi diperoleh pada tahun2011-2013. Diet diukur dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan. Para peneliti bertanya tentang konsumsi daging seperti ham, sosis dan daging asap. Konsumsi tergolong rendah untuk satu atau lebih sedikit porsi seminggu; sedang selama satu sampai empat porsi dan tinggi untuk empat atau lebih. Para peneliti membandingkan tanggapan pada dua titik waktu: 2003-2007 dan 2011-2013.

Pada beberapa waktu kemudian, gejala pemburukan asma meningkat dari tahun sebelumnya pada 20 persen orang yang diteliti. Pada kelompok konsumsi rendah (satu atau kurang porsi daging olahan atau cured meat) dilaporkan mengalami peningkatan pemburukan asma sebesar 14%. Pada kelompok konsumsi sedang (konsumsi 1-4 porsi seminggu) mempunyai risiko 20%. Dan kelompok konsumsi tinngi (konsumsi empat porsi atau lebih/minggu) mengalami 22% perburukan asma.

Jika memperhitungkan merokok, aktivitas fisik secara teratur, usia, jenis kelamin dan pendidikan, para peneliti menghitung bahwa orang yang konsumsi daging olahan mempunyai risiko 76% terhadap peningkatan gejala pemburukan asma, dibandingkan dengan mereka yang konsumsi sedikit. Kelebihan berat badan atau obesitas menyumbang 14% perburukan asma. Walau masih diperlukan penelitian tambahan, dengan riset ini disarankan penderita asma membatasi konsumsi daging olahan.

Sumber : health.com

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top