Pilot Memiliki Risiko Terkena Kanker Kulit

Pilot maskapai penerbangan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit karena mereka terkena radiasi di dalam kokpit yang sama dengan radiasi dari tempat tidur tanning. Pilot yang terbang selama satu jam di ketinggian 30.000 kaki mendapatkan jumlah radiasi yang sama dengan radiasi dari tempat tidur tanning selama 20 menit.

Para peneliti dari Universitas California mengukur jumlah radiasi UV di kokpit pesawat selama penerbangan. Radiasi kokpit diukur di kursi pilot selama penerbangan melalui kaca plastik akrilik pada berbagai ketinggian di atas permukaan laut. Paparan sinar matahari diukur di San Jose, California dan Las Vegas sekitar tengah hari pada bulan April. Kemudian dibandingkan dengan pengukuran radiasi dari tempat tidur tanning.

Para peneliti menyimpulkan, “Radiasi gelombang pendek sinar UV-B tidak bisa dengan mudah menembus kaca dan jendela, lain halnya dengan panjang gelombang sinar UV-A yang dapat menembus kaca dan jendela. Kaca depan pada pesawat tidak benar-benar memblokir radiasi sinar UV-A dan itu tidak cukup untuk melindungi pilot. Radiasi sinar UV-A dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sel dan perannya dalam melanoma. Radiasi sinar UV-A pada pesawat memainkan peran dalam peningkatan risiko melanoma (kanker kulit ganas) pada pilot. Dibandingakan dengan masyarakat umum, pilot dan awak kabin memiliki risiko dua kali lebih banyak terkena melanoma. Para awak kabin juga menghadapi peningkatan risiko paparan sinar kosmik (sinar X, sinar gamma dan partikel subatomik) dari luar angkasa.”

Penelitian yang dipimpin oleh Dr Martina Sanlorenzo menambahkan, “Tingkat radiasi di kokpit akan lebih tinggi ketika terbang di atas lapisan awal dan bidang salju tebal hingga 85%. Perlu diberikan perlindungan sinar UV yang lebuh baik pada kaca depan pesawat untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas bahaya. Sangat disarankan untuk pilot dan awak kabin menggunakan tabir surya dan pemeriksaan kulit secara berkala.

Sumber : Dailymail

(vna)