You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Hobi Menyantap Fast Food atau Junk Food? Ini Akibatnya……

Hobi Menyantap Fast Food atau Junk Food? Ini Akibatnya……

2E2F2DAB00000578-3307523-A_team_of_researchers_at_Imperial_College_London_have_discovered-a-17_1446839241075Makanan penggoyang lidah memang sayang untuk di lewatkan begitu saja. Dan tidak sedikit orang yang akhirnya menyerah dan melanggar susunan diet demi makanan ini. Fast food, junk food memang mempunyai magnet bagi lidah untuk segera menyantapnya.

Perlu diingat kembali bahwa dari beberapa penelitian terhadap makanan cepat saji menyebutkan bahwa jenis makanan siap saji membuat tubuh menjadi kecanduan (craving). Selain itu juga tinggi gula, tinggi lemak sehingga menyebabkan tubuh lebih cepat mengantuk dan mempengaruhi mood. Buruknya lagi makanan ini dapat mengarah ke penyakit metabolik.

Penyakit metabolik (sindrom metabolik) merupakan kondisi yang mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga berpengaruh pada lingkar pinggang diluar normal, kadar trigliserida tinggi, kolesterol baik (HDL) rendah, tekanan darah tinggi (hipertensi) dan gula darah saat puasa tinggi.

Memiliki minimal 3 kondisi diantaranya, bisa dipastikan bahwa seseorang menderita sindrom metabolik tersebut. Sindrom ini juga bisa diderita oleh orang dengan obesitas/kelebihan berat badan dan kurang berolahraga/beraktivitas.

Lalu, kenapa suka makan junk food menyebabkan sindrom metabolik? Menurut sebuah penelitian yang baru diterbitkan dalam FASEB Journal makan berlebihan selama snack time atau waktu makan dapat memicu reaksi berantai yang dapat menyebabkan penyakit metabolik. Studi menampilkan 10 relawan pria sehat dan 9 dengan sindrom metabolik, peneliti mengumpulkan sampel darah sebelum dan setelah mereka mengkonsumsi milkshake tinggi lemak. Sampel ini memperhitungkan 61 biomarker/penanda khusus, seperti kolesterol dan gula darah. Orang-orang dengan gangguan metabolisme memiliki dampak negatif pada proses biokimia metabolisme setelah konsumsi camilan.

Para relawan yang sehat kemudian menjalani diet makanan ringan dari 1.300 Kalori tambahan per hari (terdiri dari keripik, permen, kacang-kacangan dan pie) selama empat minggu. Pada akhir pola diet, para relawan menunjukkan efek negative pada kesehatannya seperti pada orang-orang dengan penyakit metabolik.

Bahkan, biomarker menunjukkan bahwa hormon yang mengontrol gula dan metabolisme lemak serta radang semua telah dipengaruhi oleh junk food. Pada beberapa orang yang mempunyai riwayat sindrom metabolik, sekali saja makan makanan berkalori tinggi dapat meningkatkan keparahan penyakit metabolik. Dan bagi yang lain, konsumsi yang berlebihan memicu munculnya penyakit metabolik.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit metabolik adalah makan sehat dan berolahraga secara teratur. Kedua kebiasaan gaya hidup ini dapat mencegah semua gejala sindrom metabloik yang datang bersamaan. Otak kita mungkin suka dengan junk food, namun tidak dengan tubuh kita. Sebuah cemilan tidak sehat bisa dapat berdampak pada kesehatan yang buruk walaupun terlihat menyenangkan.

Sumber : Dailymail

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top