You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Wanita » Diabetes dan Menopause

Diabetes dan Menopause

wanitaMenjadi tantangan seorang wanita, ketika menderita diabetes pada masa menopause. Kondisi ini menyebabkan adanya beberapa perubahan:

  1. Perubahan kadar gula darah. Dua hormon, estrogen dan progesteron pengaruh terhadap respon insulin. Setelah menopause, perubahan hormon memicu fluktuasi kadar gula darah. Jika tidak terkontrol, hal ini bisa menyebabkan diabetes lebih buruk dan komplikasinya.
  2. Kenaikan berat badan. Selama transisi menopause dan menopause, seorang wanita bisa saja mengalami penambahan berat badan. Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan akan insulin atau obat diabetes.
  3. Bahkan sebelum menopause, kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan vagina. Setelah menopause, resiko lebih tinggi karena rendahnya kadar estrogen yang mempermudah bakteri dan jamur berkembang di saluran kemih dan vagina.
  4. Gangguan tidur. Masa menopause, seorang wanita akan mengalami hot flashes (panas di dada) dan berkeringat di malam hari sehingga menyebabkan susah tidur. Kondisi ini dapat mengganggu kestabilan gula darah.
  5. Gangguan seksual. Diabetes dapat merusak sel saraf yang melapisi vagina yang dapat mengganggu gairah dan orgasme. Kekeringan vagina (gejala umum menopause) dapat memperumit masalah dengan menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks.

Segala sesuatu bisa dikontrol, termasuk diabetes yang dialami wanita menopause. Hal yang bisa dilakukan yaitu:

  1. Melaksanakan pola hidup sehat. Pola makan sehat dan berolahraga teratur dapat membantu mengurangi efek menopause dan pengaturan gula darah.
  2. Sesering mungkin peirksa kadar gula. Periksa misalnya dua kali sehari dan simpan semua catatan angka gula darah.
  3. Konsumsi obat dan konsultasikan dengan dokter, terutama yang berhubungan dengan tingkat kegiatan dan berat badan.
  4. Pengobatan untuk gejala menopause. Misalnya masalah panas di dada, kekeringan vagina, penurunan seksual dan lainnya, dengan memberikan obat terapi hormon jika memang tidak memiliki kontraindikasi terapi ini.
  5. Kontrol berat badan. Bisa dengan menjalankan pola diet, menghubungi ahli gizi atau terapi hormon (jika tidak ada masalah).

Hal ini memang mungkin akan menjadi masalah besar bagi seorang wanita, namun konsultasikan selalu segala permasalahan kesehatan dengan dokter.

Sumber : self.com

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top