You Are Here: Home » Warta Sehat » Kesehatan Ibu & Anak » Mikrosefali (Kepala Bayi Mengecil) Bukan Satu-Satunya Tanda Infeksi Virus Zika

Mikrosefali (Kepala Bayi Mengecil) Bukan Satu-Satunya Tanda Infeksi Virus Zika

mikrosefaliVirus zika masih menjadi momok di beberapa wilayah belahan dunia. Banyak yang meyakini bahwa sebagian bayi yang dilahirkan dengan kecacatan lahir seperti kepala mengecil (mikrocefali) akibat virus ini. Namun menurut sebuah riset belakangan ini menyebutkan bahwa bayi yang dilahirkan dengan ukuran kepala normalpun, tidak luput dari ancaman virus zika, yang berujung pada kerusakan otak.

Dalam sebuah survey di Brazil (jurnal The Lancet), diantara 600 bayi yang terinfeksi virus zika, 100 diantaranya berkepala normal. Penelitian dilakukan di Federal University of Pelotas, Brazil. Selama ini juga jarang ditemukan kasus mikrosefali pada mereka yang terinfeksi virus zika. Maka dari itu diambil kesimpulan bahwa bayi berkepala normal tidak menjamin bebas dari ancaman virus tersebut.

Ruam pada saat kehamilan yang dinyatakan sebagai pertanda adanya infeksi virus zika juga tidak ditemukan di akhir kehamilan. Namun dalam beberapa kasus, ruam zika ditemukan pada Ibu hamil di akhir kehamilan dan terlihat adanya kerusakan otak pada bayi yang dilahirkan, meskipun bayi mereka lahir dengan kepala berukuran normal.

Tim Cesar Victora mencatat bahwa tengkorak bayi biasanya selesai terbentuk pada minggu ke-30 kehamilan. Ini menunjukkan bahwa infeksi virus Zika pada bayi baru lahir mampu menyebabkan kerusakan otak tanpa tanda-tanda mikrosefali. Artinya sebagian bayi akan mengalami mikrosefali sedangkan sebagian lainnya mempunyai ukuran kepala normal namun mengalami kerusakan otak.

Dr. Jorg Heukelbach dari University of Ceara, dan Dr. Guilherme Loureiro Werneck dari University of Rio de Janeiro menyarankan adanya pemeriksaan darah secara rutim saat kehamilan. Studi kedua yang memperkuat yaitu dari The Lancet, menyebutkan bahwa Ibu yang terinfeksi virus Zika tidak menyebabkan cacat lahir.

Deteksi  virus Zika diambil dari jaringan otak bayi mikrosefali juga pada otopsi bayi yang meninggal dua bulan setelah kelahiran, juga pada jaringan otak dari dua bayi yang terkena dampak lainnya yang meninggal tak lama setelah dilahirkan. Bukti serupa juga ditemukan di jaringan plasenta dari dua janin yang ibunya mengalami keguguran pada 11 dan 13 minggu kehamilan. Epidemi virus Zika di Brazil mencapai lebih dari 7.000 bayi yang berkembang menjadi mikrosefali.

Pencarian vaksin masih terus dilakukan sampai nanti akhir 2016. Zika biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tapi penularan virus melalui hubungan seks lebih sering daripada yang diperkirakan sebelumnya. Menurut CDC, wanita usia subur yang tinggal di wilayah yang Zika aktif harus melindungi diri dari nyamuk dengan mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang, menggunakan obat nyamuk saat berada di luar dan tinggal di dalam rumah.

Sumber : newshealth

(ast/)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top