You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Menjalani Hari Tua dengan HIV

Menjalani Hari Tua dengan HIV

ODHAMenderita HIV/AIDS (ODHA) bukan berarti tidak memiliki harapan hidup, bahkan banyak ODHA hidup “normal”. Masalah kesehatan memang menjadi masalah utama dalam kasus ini. Penderita harus menjalani serangkaian perawatan yang membutuhkan tekad dan semangat yang kuat. Terlebih ketika usia semakin bertambah, penderita ODHA akan berhadapan dengan masalah penuaan (aging).

Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun ini di jurnal The Lancet HIV menyimpulkan bahwa diantara tahun  1996-1999 dan 2008-2010, di Eropa dan Amerika Utara harapan hidup pada ODHA dengan terapi antiretroviral (ART)  meningkat sekitar 10 tahun baik pada pria maupun wanita. Pada kelompok ODHA yang lebih muda (usia 20 tahun-an) diharapkan mampu bertahan hidup hingga rentang usia 78 tahun dengan terapi yang sama. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa residu toksin dari obat jauh berkurang serta meningkatnya manajemen penyakit. Kondisi ini yang meningkatkan harapan para ODHA untuk mengubah pola hidup seperti tidak lagi merokok atau minum alkohol.

Disatu sisi, populasi ODHA menjelang usia paruh baya menghadapi komplikasi kesehatan dan psikologi. Pelayanan kesehatan khusus, pendidikan kesehatan bagi ODHA dihari tua, akses pengetahuan kesehatan gerontologi sangat dibutuhkan mereka. Masalah kesehatan yang dihadapi ODHA umumnya meliputi kesehatan jantung, diabetes, masalah kognitif, kanker, dan masalah metabolic dan osteoporosis (khusus pada wanita). Masalah ini disebut komorbiditas. Komorbiditas yang serius dalam hal penuaan lebih cepat terjadi pada ODHA usia muda dibandingkan orang yang tidak menderita ODHA. Dengan terapi antiretroviral (ART) membantu mengurangi komorbiditas.

ODHA juga berhubungan dengan peningkatan resiko HIV-associated neurocognitive disorders (HAND), gangguan neurokognitif seperti demensia. Ada juga ODHA yang cenderung mengembangkan Alzheimer dimana diagnosa HAND jadi salah dan sebaliknya. Perspektif pengobatan dapat berbeda karena obat untuk HIV/AIDS dengan Alzheimer berbeda. Belum lagi, seiring bertambahnya umur, efek penurunan daya tahan tubuh tentunya lebih besar, peradangan kronis dan imunosupresi (kemunduran sistem kekebalan tubuh) dapat terjadi. Sebuah studi the journal Clinical & Translational Immunology tahun 2017 menyebutkan peradangan kronis tingkat rendah yang berlangsung lama menyumbang beberapa komorbiditas pada ODHA.

Yang diperlukan dimasa depan adalah penurunan resiko komorbiditas. Kunci keberhasilan pengobatan HIV tidak berakhir dalam diagnosis. Juga tidak berakhir dengan terapi. Hanya melalui pengobatan berkelanjutan dan konsisten, HIV dapat dikelola secara efektif. Bila sudah selesai, komorbiditas juga akan berkurang.

Sumber : healthline.com

(Ast/bt

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top