Atasi PMS Dengan Diet Nabati

PMS tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang wanita, selama wanita tersebut belum menopause, PMS akan selalu mereka rasakan. PMS sering disertai gejala fisik dan psikologis. Gejala ini biasanya dirasakan sekitar seminggu sebelum menstruasi. Beberapa gejala yang sering dirasakan seperti kram, kembung, berat badan naik, kelelahan, sakit kepala, nyeri, depresi dan perubahan suasana hati.

Sebuah studi Crossover yang dilakukan oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi di Georgetown University School of Medicine di mana 33 wanita mengikuti diet rendah lemak dan diet nabati (vegan) selama dua siklus menstruasi. Penelitian ini merupakan penelitian silang, sehingga setelah menjalani diet tersebut selama dua bulan, para wanita diminta oleh peneliti untuk kembali ke diet biasa untuk melihat apakah mereka merasakan sakit dari kram saat menstruasi akan kembali atau tidak. Tapi wanita merasa jauh lebih baik ketika menjalani diet rendah lemak dan diet nabati sehingga ketika ditanya oleh para peneliti untuk kembali ke diet biasa beberapa wanita menolak.

Pola makan nabati adalah yang paling aman dan cara paling alami untuk mengurangi atau menghilangkan gejala pada saat menstruasi. Studi lain yang serupa dilakukan di El-Minia University in Egypt by their Department of Public Health and Preventive Medicine. Kedua studi ini menegaskan bahwa diet berperan terhadap gejala PMS yang dirasakan selama PMS. Untuk mendukung temuan dari studi ini Journal of Reproductive Medicine menyatakan bahwa, “Konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula atau rasa manis terbukti berhubungan dengan prevalensi dan keparahan sindrom pramenstruasi.” Studi ini adalah bukti bahwa diet dan gaya hidup yang terdiri dari makanan seperti daging hewan, susu, kafein, makanan cepat saji, gula halus dan garam, alkohol cenderung meningkatkan durasi dan intensitas PMS. Penelitian juga menegaskan bahwa makanan dari nabati (vegan) dapat mengurangi durasi dan intensitas rasa sakit dan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan PMS dan siklus menstruasi.

Sumber : Natural News

(rsh/bt)