Obesitas dan Fatty Liver, Ini Hubungannya!
Ada dua tipe bentuk tubuh seseorang yaitu bentuk buah pir dan buah apel. Orang-orang beranggapan bahwa bentuk tubuh seperti buah pir beresiko lebih rendah untuk mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes dibandingkan dengan orang-orang tipe apel. Benarkah demikian?
Dua studi dari nutrition researchers at Washington University School of Medicine in St. Louis, published in the journals Obesity and American Journal of Clinical Nutrition, menyimpulkan bentuk tubuh tidak menceritakan keseluruhan kesehatan seseorang.
Selain kolesterol tinggi, resistensi insulin dan masalah lain yang dapat menyebabkan diabetes dan penyakit kardiovaskular, ada penyakit fatty liver atau memiliki terlalu banyak lemak disimpan dalam organ hati yang juga menjadi salah satu faktor penyebab. Penyebab kondisi ini, dikenal sebagai penyakit hati berlemak nonalkohol, yaitu lemak yang menumpuk pada organ hati akibat makan berlebihan. Namun jangan berkecil hati, para ilmuwan mengatakan hanya dengan mengubah kebiasaan makan dengan diet sehat dan dengan berat badan normal penyakit ini bisa dihindari.
“Obesitas umum terjadi saat ini, baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak. Dan terlihat adanya peningkatan yang sesuai antara obesitas dengan kejadian penyakit hati berlemak nonalkohol,” Samuel Klein, M.D., heads the Division of Geriatrics and Nutritional Science and the Center for Human Nutrition at Washington University, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media. “Itu dapat menyebabkan gangguan hati serius seperti sirosis dalam kasus yang ekstrim.”
Dr Klein mengamati remaja obesitas yang dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok memiliki lemak hati yang berlebihan dan satu kelompok lain tidak memiliki hati berlemak. Kelompok-kelompok dicocokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh dan tingkat kelebihan berat badan mereka. Para ilmuwan menemukan remaja dengan kondisi perlemakan hati memiliki kelainan glukosa dan metabolisme lemak, termasuk kadar kolesterol HDL (dikenal sebagai kolesterol “baik”). Sedangkan pada remaja yang tidak memiliki perlemakan hati tidak memiliki penanda masalah metabolisme.
Dalam penelitian kedua, Klein menemukan perlemakan hati nonalkohol terkait dengan pelepasan sejumlah besar asam lemak ke dalam aliran darah. Asam lemak pada gilirannya ini dikaitkan dengan tingginya kadar trigliserida dan resistensi insulin – faktor risiko yang kuat untuk diabetes tipe 2. “Beberapa sistem organ menjadi resisten terhadap insulin pada anak-anak remaja dengan perlemakan hati,” kata Dr Klein. “Organ hati menjadi resisten terhadap insulin. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahwa lemak pada organ hati sebagai gangguan masalah metabolisme seluruh sistem.”
Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai perlemakan hati beresiko tinggi terhadap penyakit jantung dan diabetes. Meski demikian dengan diet yang seimbang dan penurunan berat badan potensi ini dapat dihilangkan.
Sumber : Natural News
(rsh/bt)