You Are Here: Home » Warta Sehat » TEHNIK PEMERIKSAAN PENENTUAN OBESITAS

TEHNIK PEMERIKSAAN PENENTUAN OBESITAS

Para pelaku kesehatan biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan beberapa pertanyaan tentang riwayat keluarga, riwayat penyakit, kebiasaan makan, dan tingkat aktivitas dan kebiasaan berolahraga. Beberapa pengukuran yang paling mudah dan paling sering dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang obesitas atau tidak, adalah :
Jangka Kulit
Pengukuran ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh yang diukur dengan jangka (alat terbuat dari logam yang menyerupai forceps).Pengukuran ini dapat memberikan hasil yang tidak akurat apabila tidak dilakukan oleh tenaga ahli.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan. Rumus nya adalah :
Berat Badan (Kg) : (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)) = IMT (Kg/m2)
Perhitungan IMT memberikan gambaran persentase lemak tubuh. Nilai ideal IMT untuk seorang wanita 18, 5 – 22,5, sedangkan untuk pria berkisar antara 20 – 24,5. WHO mendefinisikan orang dewasa yang memiliki IMT antara 25 – 29,9 sebagai kelebihan berat badan – orang dewasa yang memiliki IMT 30 atau lebih besar dianggap obesitas (Tabel 1 dan Grafik 1).

Tabel 1. Tabel Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI    Klasifikasi
<18.5    berat badan di bawah normal
18.5-24.9    Normal
25.0-29.9    Normal tinggi
30.0-34.9    Obesitas tingkat 1
35.0-39.9    Obesitas tingkat 2
≥ 40.0    Obesitas tingkat 3

Grafik 1. Grafik Indeks Massa Tubuh

Semakin tinggi hasil IMT, semakin tinggi pula resiko seseorang mengalami masalah/gangguan kesehatan terkait kelebihan berat badan.
– Resiko rendah                : BMI < 27
– Resiko menengah                : BMI 27-30
– Resiko tinggi                : BMI 30-35
– Resiko sangat tinggi            : BMI 35-40
– Resiko sangat sangat tinggi        : BMI 40 atau lebih.
Lingkar Pinggang (dalam satuan inci)
Pengukuran lingkar pinggang juga menjadi salah satu cara untuk mengetahui persentase lemak di dalam tubuh. Untuk seorang wanita dikatakan mengalami obesitas apabila lingkar perutnya lebih dari 35 inci, sedangkan untuk pria lingkar perutnya lebih dari 40 inci. Orang – orang dengan bentuk tubuh seperti buah apel, dimana lemak banyak menumpuk di area perut, memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit – penyakit seperti Diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
Distribusi lemak di dalam tubuh juga bisa menjadi acuan untuk menentukan apakah obesitas yang dialami terkait dengan masalah/gangguan kesehatan atau tidak. Ada 2 jenis bentuk distribusi lemak didalam tubuh, yaitu :
– Berbentuk buah apel : lemak tubuh yang berlebihan terkonsentrasi lebih banyak di daerah perut (lemak intra-abdominal). Bentuk tubuh jenis ini lebih banyak terjadi pada pria dan lebih banyak terkait masalah/gangguan kesehatan dibandingkan dengan bentuk buah pir (Gambar 2).
– Berbentuk buah pir : lemak tubuh yang berlebihan terkonsentrasi lebih banyak di daerah pinggul, bokong, dan paha. Bentuk tubuh jenis ini lebih banyak terjadi pada wanita (Gambar 2).

Gambar 2. Distribusi lemak tubuh yang memberikan gambaran buah “apel” atau “pir”.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bentuk tubuh seperti buah apel atau buah pir, dapat dilakukan dengan cara menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

About The Author

Number of Entries : 50

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top