Pria Lebih Enggan Melakukan Skrinning Kanker

Studi baru menunjukkan bahwa ternyata laki-laki kurang bersedia untuk melakukan skrining penyakit kanker dibandingkan perempuan meskipun laki-laki memiliki angka kematian kanker yang lebih tinggi.

Peneliti melakukan survei telepon pada hampir 1.150 orang dewasa di New York City, Baltimore, dan San Juan, Puerto Rico, dimana responden telah menjawab pertanyaan dari Kuesioner Skrining Kanker. Sebagian besar peserta berusia 30 sampai 59 tahun, dan 35 persen dari mereka adalah laki-laki.

“Penelitian ini menguji keyakinan dan sikap yang dipegang oleh pria dan wanita tentang skrining kanker. Tujuan kami adalah untuk mendapatkan wawasan guna meningkatkan promosi kesehatan tentang pencegahan kanker,” ujar penulis Jenna Davis, dari Department Of Health Outcomes And Behavior di Moffitt Cancer Center Tampa, Florida.

Para peneliti menduga beberapa alasan mengapa laki-laki kurang bersedia untuk menjalani skrining kanker daripada perempuan, salah satunya adalah kekurangan kampanye yang disponsori pemerintah tentang kesadaran pencegahan kanker yang dialami pria, ditambah lagi adanya pengaruh tenaga promosi kesehatan yang lebih peduli terhadap kanker yang biasa dialami wanita seperti kanker payudara dan kanker serviks.

Namun studi ini juga menemukan bahwa ketika laki-laki disediakan rincian dari prosedur skrining kanker, mereka akan lebih mungkin berpartisipasi dalam skrining kanker dibandingkan dengan perempuan. “Hal ini menunjukkan bahwa pria akan berpartisipasi dalam skrining ketika diberikan informasi lebih lanjut tentang prosedur skrining,” kata Davis. “Ini berarti bahwa tenaga pendidik kesehatan, dokter dan organisasi berbasis masyarakat harus membuat upaya bersama untuk memberikan prosedur skrining yang tepat, menjelaskan bagaimana kanker terdeteksi, dan mengkomunikasikan apa yang diharapkan selama pemeriksaan.”

Source : Everyday Health, American Journal of Men’s Health

(ang/bt)