Kenali Gejala Awal Alzheimer

Kenali Gejala Awal Alzheimer

Alzheimer adalah bentuk paling umum dari Demensia. Penyakit Alzheimer menyumbang 50 sampai 80 persen kasus Demensia. Alzheimer Disease International memperkirakan ada sekitar 36 juta orang yang mengalami penyakit ini di seluruh dunia. Dan diperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi 66 juta pada tahun 2030 dan 115 juta pada tahun 2050 (pada kelompok usia lanjut). Menurut data Alzheimer’s Asia Pacific tentang jumlah penderita Demensia di berberapa kawasan Asia Tenggara tahun 2005 diantaranya Malaysia 63.000 jiwa, Filipina 169.800 jiwa, Singapura 22.000 jiwa, dan Thailand 229.100 jiwa. Sedangkan kejadian Demensia di Indonesia ialah sekitar 606.100 orang.

Penyakit Alzheimer, pertama kali dijelaskan oleh ahli saraf bernama Alois Alzheimer asal Jerman, ia mengungkapkan bahwa Alzheimer adalah penyakit progressive yang mempengaruhi otak. Perjalanan penyakit ini dipengaruhi adanya timbunan ‘plak’ protein dalam struktur otak sehingga menyebabkan kematian pada sel-sel otak. Akibatnya, penderita akan mengalami kehilangan beberapa memori maupun mengalami disorientasi tempat dan waktu. Berikut gejala awal yang biasa dialami penderita Alzheimer yang telah dipublikasikan di Mayo Clinic, yaitu :

1. Memori (Ingatan). Biasanya penderita akan mengalami kejadian pengulangan kata dan pertanyaan yang sama secara terus menerus, lupa akan percakapan tentang janji dan sampai akhirnya akan lupa nama anggota keluarga dan benda yang ia gunakan sehari-hari.

2. Disorientasi. Penderita akan kehilangan ingatan seperti lupa hari dan tanggal, juga seringkali tersesat di tempat yang dulu sering dikunjunginya.

3. Gangguan berbicara dan menulis. Penderita mungkin akan memiliki kesulitan dalam menemukan kata yang tepat untuk mengidentifikasikan sebuah objek, mengungkapkan pikiran, atau mengambil bagian dalam percakapan dan seiring waktu kemampuan membaca dan menulis juga akan menurun.

4. Perubahan kepribadian dan perilaku. Perubahan struktur otak yang terjadi pada penderita Alzheimer dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku.

Source : Health news, Mayo Clinic