Jenis Protein Ini Dapat Mengontrol Kadar Gula Darah

Para peneliti di University of California, San Diego School of Medicine telah mengidentifikasi mekanisme biologis yang sebelumnya tidak diketahui dalam regulasi sel islet beta pankreas, yang berperan untuk memproduksi dan melepaskan insulin.

Penemuan ini menunjukkan target terapi baru untuk mengobati disfungsional sel beta sebagai penyebab penyakit diabetes tipe 2, penyakit yang mempengaruhi lebih dari 25 juta orang Amerika, sedangkan di Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan sampai 21.3 juta penderitanya di tahun 2030.

Menurut hasil penelitian oleh Jerrold M. Olefsky, MD, dekan bidang kedokteran dan ilmiah yang diterbitkan dalam Journal Cell mengatakan ada jenis protein transmembran yang disebut fractalkine yangn dilepaskan dari sel pankreas tersebut dan beredar dalam darah untuk merangsang sekresi insulin.

“Dalam penemuan kami, peran fractalkine pada sel beta belum pernah dibicarakan di literatur sebelumnya,” kata Olefsky. Lebih penting lagi, penelitian ini menyoroti peran penting dari fractalkine pada sel beta tikus yang sehat/normal. Para peneliti menemukan pemberian protein jenis ini dapat merangsang sekresi insulin dan meningkatkan fungsi toleransi glukosa, yang merupakan faktor kunci dalam diabetes.

“Apa yang kita tahu, tanpa diragukan lagi, bahwa pemberian fractalkine dapat meningkatkan atau mengembalikan sekresi insulin dalam semua model tikus yang telah kami uji, serta dalam sel islet manusia,” jelasnya.

Olefsky mengatakan fractalkine atau protein analog bisa memberikan alternatif pengobatan yang potensial untuk meningkatkan sekresi insulin pada pasien diabetes tipe 2 dan meningkatkan fungsi sel beta, karena fractalkine mencegah apoptosis sel beta (kematian sel) dan membantu proses diferensiasi sel beta. “Hal ini tidak mungkin untuk ‘menyembuhkan’ diabetes, tapi dapat membantu mengontrol kadar gula darah penderita diabetes.” tambahnya.

Source : Medicalhealthnewstoday

(ang/bt)