Fruktosa Meningkatkan Risiko Penyakit Liver Non-Alkohol

Sirup jagung dengan kandungan tinggi fruktosa (industri menyebutnya gula jagung sekarang) adalah yang paling banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan olahan dan minuman. Sebuah laporan baru dari Hepatology mengatakan semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mengkonsumsi fruktosa dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) – penyakit hati yang paling umum ditemukan pada orang dewasa dan anak-anak.

Fruktosa ditemukan tinggi dalam sirup jagung diyakini berkontribusi pada pengembangan NAFLD, meskipun faktor-faktor lain seperti faktor genetik dan lingkungan juga dapat meningkatkan risiko.

Joel E Lavine MD, PHD dan rekan-rekannya dari Columbia University dan Rumah Sakit Morgan Stanley Children’s Hospital of New York, melaporkan bahwa peningkatan konsumsi fruktosa telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, dislipidemia dan resistensi insulin. Selain itu, bukti-bukti menunjukkan bahwa fruktosa memberikan kontribusi untuk perkembangan risiko dari NAFLD.

Penelitian ini juga telah menemukan hubungan positif antara asupan tinggi fruktosa dan peningkatan lemak hati, peradangan dan kejadian fibrosis meskipun belum diketahui apakah NAFDL hanya disebabkan oleh fruktosa saja. Para penulis mengatakan bahwa “ada bukti yang cukup mendukung rekomendasi klinis bahwa asupan fruktosa dari makanan dan minuman harus dibatasi pada pasien penderita gangguan liver”.

Para peneliti mengungkapkan bahwa peserta dengan asupan diet fruktosa tertinggi memiliki tingkat ATP liver yang rendah dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa berhubungan langsung dengan fungsi metabolisme hati dan merupakan organ yang melakukan lebih dari 300 fungsi penting untuk kelangsungan hidup seseorang, seperti yang dilansir dari situs natural health ini.

 Source : Foodconsumer.org, naturalnews.com

(ang/pjr)