You Are Here: Home » Warta Sehat » Umum » Perbedaan Madu dan Sirup Agave

Perbedaan Madu dan Sirup Agave

sirup-agave-dan-maduGula pengganti sudah lama dikenal dan tidak sedikit yang menggunakannya. Banyak yang menawarkan gula pengganti yang aman, diantaranya yaitu madu dan agave yang sudah lama dikenal masyarakat.

Meski sama-sama bersumber dari tanaman, namun keduanya mempunyai perbedaan. Apa saja perbedaan tersebut ?

Nektar agave merupakan sirup yang berasal dari cairan dalam tanaman agave biru. Tanaman ini juga digunakan untuk membuat tequila. Cairan diekstrak dari tanaman, kemudian disaring untuk memecah komponen gula sederhana (fruktosa), lalu dikonsentratkan menjadi sirup. Sayangnya dari beberapa kali tahap pengolahan sirup agave memungkinkan terjadinya penurunan kualitas.

Sedangkan madu dapat dikonsumsi secara mentah, walau beberapa merk madu melalui proses pasteurisasi untuk mencegah kristalisasi dan membunuh bakteri. Minum madu mentah banyak menjadi pilihan.

Baik satu sendok madu atau agave mengandung sekitar 64 Kalori. Keduanya lebih manis dari gula pasir sehingga tidak perlu ditambahkan gula lagi. Indeks glikemik (IG) madu sekitar 58, sedang nektar agave 19 dan gula pasir sekitar 60. Semakin rendah IG sebuah zat, makin sedikit meningkatkan glukosa darah. Agave dapat menjadi alternatif gula bagi diabetesi, namun American Diabetes Association merekomendasikan membatasi jumlah agave nektar dalam diet.

Dari komponen gula, madu sebagian besar terbuat dari gula glukosa (sekitar 30%) dan fruktosa (sekitar 40%). Hal ini juga mengandung jumlah yang lebih kecil dari gula lainnya, termasuk maltosa, sukrosa, kojibiose,  turanose,  isomaltose, maltulose. Nektar agave, di sisi lain, terdiri dari 75-90 % fruktosa.

Tidak seperti jenis lain dari gula, fruktosa kini menjadi bahan perbincangan. Fruktosa diproses oleh organ hati. Mengkonsumsi terlalu banyak fruktosa sekaligus dapat membahayakan liver dengan trigliserida tinggi. Konsumsi tinggi fruktosa tinggi diduga menyebabkan lemak perut, yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantung secara keseluruhan. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa tikus yang mengkonsumsi sirup tinggi fruktosa mengalami peningkatan berat badan secara signifikan daripada tikus yang hanya konsumsi gula meja/pasir, bahkan ketika asupan kalori mereka sama.

Madu dipercaya mengurangi frekuensi batuk, menenangkan sakit tenggorokan, meningkatkan kualitas tidur anak yang menderita batuk. Madu juga anti-virus, anti-jamur, anti-bakteri dan dapat membantu mengurangi alergen musiman. Madu mengandung cukup banyak fitokimia yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Secara umum, makin gelap madu, semakin tinggi antioksidan. Antioksidan dipercaya dapat membantu membersihkan tubuh dari radikal bebas berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker, melawan penuaan, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Ini manfaat yang paling terlihat pada madu mentah yang belum dipasteurisasi. Sedangkan nektar agave hanya bersifat pemanis biasa.

Pada intinya, menambahkan pemanis akan menambahkan kalori. Lebih baik tidak berlebihan konsumsi gula dan bahan manis lainnya karena bisa menyebabkan kegemukan, kerusakan gigi, trigliserida tinggi, bahkan diabetes. The American Heart Association merekomendasikan membatasi gula yang ditambahkan termasuk sirup agave, sirup jagung, madu, gula tebu atau gula merah tidak lebih dari enam sendok teh (24 gram) untuk perempuan dan sembilan sendok teh (36 gram) untuk pria per hari.

Sumber : healthline

(ast/bt)

About The Author

Situs Resmi Kesehatan, Gizi & Farmasi.

Number of Entries : 1904

Leave a Comment

© 2012 - www.mausehat.com

Scroll to top