Lindungi Anak-anak Indonesia dari Bahaya Rokok

Indonesia menduduki peringkat ke 3 dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah China dan India (WHO,2008) dan menduduki peringkat ke 5 dengan konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang pada tahun 2007, dan yang paling memprihatinkan berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak selama tahun 2008 sampai 2012 jumlah perokok anak dibawah 10 tahun mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 hingga 14 tahun mencapai 1,2 juta orang dan mereka rata-rata menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari.  Oleh sebab itu Indonesia disebut-sebut sebagai negara Baby Smoker .

Jika melihat data diatas sungguh sangat memprihatinkan apa lagi perokok anak-anak semakin meningkat jumlahnya. Miris, karena sebagai generasi bangsa seharusnya anak-anak ini mempunyai kualitas hidup yang baik dan sehat. Peran Pemerintah dalam hal ini sangat di butuhkan dengan tak hanya memikirkan keuntungan negara semata. Pemerintah Indonesia dan seluruh elemen masyarakat Indonesia memiliki PR besar untuk melindungi anak-anak Indonesia dari bahaya rokok.

Semua ahli Kesehatan di dunia setuju bahwa rokok memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, bayangkan jika 4000 zat kimia dan 200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) masuk ke dalam tubuh anak-anak ini. Asap utama dari rokok yang dihisap maupun asap samping seperti karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak merupakan sumber utama racun.  Hal ini lah yang menyebabkan banyaknya anak-anak Indonesia mengalami keterlambatan pertumbuhan, daya tahan tubuh yang buruk sehingga mudah terinfeksi bakteri maupun virus dan yang lebih membahayakan dapat menyebabkan kanker paru-paru yang berujung pada kematian.

Dalam rangka mempringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia mari kita lindungi anak-anak kita dari bahaya rokok, ini tidak hanya PR Pemerintah namun seluruh masyarakat Indonesia, karena bahaya rokok tidak hanya bagi perokoknya saja namun asap rokok juga jauh lebih berbahaya bagi orang-orang disekitar kita termasuk anak-anak kita.

Sumber : depkes.go.id dan kpai.go.id

(erl/bt)