Kerusakan Otak Bayi Yang Disebabkan Oleh Infeksi Virus ZIka

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan oleh para peneliti Brasil menunjukkan malformasi otak yang disebabkan oleh infeksi kongenital virus Zika. Hal ini juga membuktikkan bahwa ancaman virus zika tidak hanya berupa mikrosefali, namun juga perubahan neurologis lainnya seperti pengurangan volume otak, kelainan perkembangan kortikal dan ventrikulomegali.

Studi dilakukan para peneliti dari the D’Or Institute for Research and Education (IDOR), Federal University of Rio de Janeiro (UFRJ), Institute for Research Professor Amorim Neto (IPESQ), bersama dengan Tel Aviv University dan the Boston Children’s Hospital di Amerika yang menunjukkan bahwa mikrosefali, hanyalah salah satu dari beberapa perubahan otak yang diamati. Hasil studi menggambarkan area otak mana yang paling terpengaruh.

Tidak seperti pada infeksi lainnya seperti toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes, janin dan bayi yang otaknya terinfeksi oleh virus zika menunjukkan malformasi kortikal dan perubahan terletak diantara white dan grey matter (badan abu dan putih). Para peneliti juga mengidentifikasi penurunan volume otak, kelainan perkembangan kortikal dan ventrikulomegali, suatu kondisi di mana rongga otak yang diisi cairan yang lebih besar.

Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkorelasikan perubahan morfologi yang diamati dalam penelitian ini dengan data klinis dan imunologi, selain informasi dari lingkungan di mana ibu dan bayi terinfeksi.

Mereka sedang mengembangkan sebuah studi tindak lanjut untuk menyelidiki bagaimana infeksi kongenital oleh virus zika dapat mengganggu tidak hanya pada periode prenatal tetapi juga dalam pematangan otak setelah bayi dilahirkan.

Meski kasus Zika belum di temukan di Indonesia, namun sebaiknya perlu mewaspadai mengingat beberapa waktu lalu virus Zika sudah singgah di Singapura.

Sumber : sciencedaily

(ast/bt)